Geliat Persatuan Islam

oleh Reporter

01 Maret 2018 | 10:59

Aksi massal ribuan Persis di Bandung kemarin (24/2/2018) menyerukan perlawanan atas teror pada para ulama. Ini mungkin "gerakan pertama" Persis yang bersifat massal karena Persis selama ini adalah organisasi dakwah yang fokusnya pada pembinaan aqidah dan syariat anggotanya dengan motonya "kembali kepada Qur'an Sunnah." Para pengamat mengkategorikannya sebagai gerakan purifikasi Islam. Secara SDM, Persis nampaknya mengalami pergeseran yang dulunya diurusi para ustadz ahli fiqh, sekarang banyak kalangan muda dan orang-orang kampus yang nampaknya lebih enlightened, lebih melek politik. Orientasinya mulai berubah walaupun belum secara massal dan organisasional. Persis tak bisa lagi mempertahankan identitas lamanya. Tuntutan zaman memaksanya harus menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan zaman terutama respon dan reaksi atas isu-isu politik aktual. Aksi massal jamaah di Bandung kemarin itu jelas menunjukkan geliat Persis yang sedang berubah. Akankah Persis meninggalkan orientasi lamanya ngur'an-nyunnah? Tentu tidak. Itu wilayah dakwahnya. Aksi itu menunjukkan bahwa situasi politik nasional yang kian tak ramah terhadap Islam, diantarannya fenomena belakangan teror dan sadisme pada para ulama, memaksa mereka, Persis dan umat Islam, yang selama ini tidur atau "tak berpolitik" untuk unjuk gigi bahwa mereka ada, waspada dan tidak diam. Peranan dan kontribusi umat Islam selalu nyata pada negeri ini. Tapi yang tak suka selalu membencinya bahkan dari kalangan intern umat sendiri. Ciri khas agama ini adalah tantangannya yang selalu besar dan kuat yang sesuai dengan kebesaran Islam sendiri. Tak apa-apa, semakin banyak tantangan akan semakin membesarkan dan menguatkan.   *** Penulis: Moeflich Hasbullah
Reporter: Reporter Editor: admin