H. Sukardi: Alhamdulillah, Kemajuan STAIPI Bandung Bisa Dirasakan di Segala Aspek

oleh Reporter

23 Agustus 2019 | 06:38

Bandung – persis.or.id, Wakil Ketua II bidang Administrasi Umum STAIPI Bandung H. Sukardi, M.Ag mengungkapkan rasa syukurnya atas kemajuan-kemajuan yang dirasakan oleh Perguruan Tinggi milik jamiyyah Persatuan Islam tersebut.

“Alhamdulillah, dalam dua periode 8 tahun ini kemajuan STAIPI Bandung bisa dirasakan dari segala aspek”, ungkap H. Sukardi kepada persis.or.id, Jumat (23/08/2019)

Mulai dari infrastruktur, SDM berkembang dengan bertambahnya doktor, pelayanan administrasi hingga keuangan sudah mulai memakai sistem teknologi online.

“Kemajuan yang paling signifikan adalah aspek kesejahteraan. Padahal dulu, pas awal-awal para dosen dan tenaga kependidikan cukup prihatin”, ujar H. Sukardi.

H. Sukardi yang sudah 8 tahun lebih mengabdi di kampus tersebut mengungkapkan diantara bentuk peningkatan kualitas SDM STAIPI Bandung ialah dengan memberikan support kepada para dosen untuk melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor.

“STAIPI Bandung memerhatikan kualifikasi para dosen, jika ada yang belum magister dan doktor, Insyaa Allah disekolahkan dan dibeasiswai sampai selesai”, ungkapnya.

Di sisi lain, aspek pembangunan infrastruktur terus berjalan. STAIPI mendapatkan suntikan dana wakaf tunai 1 milyar dari salah satu alumninya.

“Gedung baru bisa dibangun dengan dana habis 1,6 milyar, alhamdulillah ada alumni yang nyumbang wakaf 1 milyar”, tutur H. Sukardi  

Diantara kendala cukup sulit dalam mengelola sebuah Perguruan Tinggi (PT) itu, diakui oleh H. Sukardi, ialah pengembangan SDM. Menurutnya, apa yang diberikan Dosen berbanding lurus dengan apa yang bisa PT berikan kepada mereka.

“Kami terus berusaha meningkatan kesejahteraan mulai memberikan gaji tetap, mengacu pada UU 30 2015 terkait dengan penggajian”, jelasnya.

Ternyata ikhtiar meningkatkan kesejahteraan tersebut sangat berdampak juga pada pelayanan yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa.

“Kami lihat ada perubahan semangat melayani”, tambahnya.

Meski demikian, H. Sukardi juga menegaskan jika ada dosen yang tak sejalan dengan visi misi STAIPI Bandung, misalnya dari segi presensi jarang masuk, maka pihaknya tak segan untuk memberhentikan dosen yang demikian.

“Kalau ada yang jarang masuk, terlebih jika tak masuk akal, ya akhirnya diberhentikan”, tandasnya.

Sementara itu, pihak STAIPI Bandung juga turut memperhatikan aspek pelayanan akademis mahasiswa. Kampus memberikan beasiswa hingga selesai studi, bagi mereka yang memenuhi persyaratan.

“Kami kerjasama dengan beberapa yayasan dan aghniya perorangan, sehingga banyak mahasiswa yang mendapat beasiswa. Jika ada mahasiswa yang hafal 30 juz, kami gratiskan semua pembiayaan hingga ia lulus”, ungkap H. Sukardi. (HL/TG)

Reporter: Reporter Editor: admin