Garut - persis.or.id, Himpunan Mahasiswa (Hima) dan Himpunan Mahasiswi (Himi) Persis Garut menggalang aksi solidaritas untuk saudara-saudara yang ada di bumi Rohingya - Myanmar pada hari ahad (04/12/2016) di Jl. Guntur Mela.
Teriakan dan nyanyian ratapan mengekspresikan kesedihan dan kepedulian ormawa ini terhadap penindasan dan pengebirian Hak Asasi Manusia (HAM) yang dialami oleh saudara seiman di Rohingya.
Para mahasiswa itu berjalan kaki menyusuri jalan menuju Alun-Alun Garut, sembari menyodorkan kardus yang dibawa kepada setiap orang yang lalu-lalang di sekitar jalan, baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan bermotor.
Setibanya di Alun-Alun Garut, aksi yang diikuti sekitar 40 peserta itu, semakin menggelora dengan berhentinya para peserta aksi di tengah keramaian Car Free Day di Alun-Alun kota santri. "Kami ingin penderitaan muslim di Rohingya ini bisa didengar di tengah keramaian lalu lalangnya orang disini. Media TV masih bungkam mengenai hal ini", tutur salah seorang peserta.
Dirinya menilai entah sengaja atau tidak, media massa yang banyak beredar di masyarakat—baik yang cetak maupun elektonik seakan menutup nutupi isu penindasan tidak manusiawi kaum Budha kepada Muslim Rohingya di Myanmar ini, sehingga kebanyakan masyarakat sedikit pelingak-pelinguk saat kami meneriakkan, “Selamatkan Muslim Rohingya !”
Media massa sekarang memang lebih giat memunculkan berita olahraga, artis idola, dan sinetron telenovela, ketimbang masalah kemanusiaan yang genting semacam penindasan Muslim Rohingya. "Hal inilah yang membuat kami, Hima-Himi Persis, merasa terpanggil untuk mengetuk pintu hati segenap warga Garut dan menyadarkan mereka tentang kesakitan dan penderitaan Muslim di Rohingya. Bukankah batas geografis tidak menjadi penghalang kepekaan rasa sesama muslim? Bukankah Muslim itu kal-jasadil-wahid; ‘seperti jasad yang satu’? [/Fims]
Media massa sekarang memang lebih giat memunculkan berita olahraga, artis idola, dan sinetron telenovela, ketimbang masalah kemanusiaan yang genting semacam penindasan Muslim Rohingya. "Hal inilah yang membuat kami, Hima-Himi Persis, merasa terpanggil untuk mengetuk pintu hati segenap warga Garut dan menyadarkan mereka tentang kesakitan dan penderitaan Muslim di Rohingya. Bukankah batas geografis tidak menjadi penghalang kepekaan rasa sesama muslim? Bukankah Muslim itu kal-jasadil-wahid; ‘seperti jasad yang satu’? [/Fims]
