Bandung - persis.or.id, PD Hendi, Aliansi Nasional Anti Syiah menyelenggarakan Mudzakarah Nasional II 2017 di Hotell Grand Asrilia, berikut adalah hasil resumenya.
Poin-poin Pembicara dalam Seminar
A. Sambutan KH. Athian Ali M Dai, Lc.
Annas sudah memiliki perwakilan tiap kota, bahkan memiliki badan otonomnya yaitu Annas Foundation, Gema Annas, Annas Jundullah dan Garda Annas.
Mudzakarah Nasional ini dihadiri oleh Kurang lebih 400 ‘alim ulama dari berbagai daerah termasuk habib zein alkaf, abu jibril dan sebagainya serta 40 perwakilan ormas yang diundang oleh Annas. Wakil Gubernur Jabar Dedi Mizwar, Wakil Wali Kota Bandung H. Oded M. Danial, Bupati Bandung Dadang M. Nasir dan Kaporles Kota Bandung.
Dalam sambutannya KH. Athian Ali mendoakan dedi mizwar menjadi Gubernur jabar 2018, begitu pula H. Oded M Danial menjadi Wali kota bandung.
Menjelaskan tentang bahaya syiah dan komunisme di Indonesia yang cukup memperihatikan dan mengancam keutuhan NKRI.
B. Sambutan Dedi Mizwar
Mengingatkan tentang Hasil rekomendasi komisi fatwa pada Muskernas MUI 7 maret tahun 1984 tentang syiah dimana syiah menolak hadist yang tidak diriwayatkan dari ahlul bait, menganggap imam sebagai ma’shum (orang suci), Tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya Imam, penegakan imamah termasuk rukun agama dan tidak mengakui kekhalifahan abu bakar as-shiddiq, umar bin khattab dan Usman bin affan.
Mengingatkan fatma MUI Jatim dan tragedi sampang. Persoalan syiah masih berbeda pendapat dikalangan pemerintahan. Menyingung tentang komunisme yang masih berbeda pendapat tentang keberadaannya, dan mengatakan ketiadaan komunisme di Indonesia maka diindikasi dia adalah komunis.
Menjelaskan bahwa tahun 2018 adalah tahun politik, dimana ada 171 pilkada di tingkat provinsi, kota dan kabupaten. Khususnya jabar terdapat 17 pilkada di jabar yang merupakan 10% nya dimana 1 pemilhan gubernur dan wakilnya, 6 pemilihan wali kota dan wakilnya serta 10 pemilihan bupati dan wakilnya. oleh sebab itu perlu kita waspadai dari bahaya syiah tentang keimamahannya begitu pula dari komunisme, karena apabila jabar runtuh maka Indonesia pun ikut runtuh.
Jabar adalah salah satu provinsi yang memiliki penduduk yang besar di Indonesia dimana ada 47 juta jumlah pendukduknya atau 19% dari jumlah penduduk Indonesia dan jabar pula penduduk muslim terbesar juga di Indonesia.
C. Keynote Speaker Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.A (Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat)
Syiah dan Komunisme sama-sama mempunyai ideology kedengkian dan kebencian serta pembuat masalah (Problem maker). Syiah selalu menjadi pusat konflik peradaban ikut serta dalam runtuhnya Baghdad tahun 656 H yang tidak lepas dari 2 tokoh syiah yaitu Mu’yyiduddin Muhammad Ibnul Alqamy dan Nashirudin Ath Thusi.
Pendukung pasukan salib dalam merebut palestina Pencurian hajar aswad yang diiringi dengan pembantaian kaum muslimin di depan ka’bah oleh syiah qoromithah Konflik sunni-syiah di suriyyah.
D. Keynote Speaker Brigjen. TNI Dani Gaothama,S.H (KABINDA Jabar)
Dusta-dusta komunisme dengan faham lenin dan carl mark Komunisme adalah tidak atheis dan tidak anti agama namun nyatanya berbeda. Komunisme adalah Pejuang HAM, akan tetapi nyatanya merekalah yang melanggar HAM diberbagai Negara.
Komunisme adalah pro-demokrasi, tapi setelah menjadi penguasa mereka melakukan penindasan.
E. Atip Latifulhayat, S.H, L.L.M., Ph.D.
Annas dituduh sebagai kepanjangan tangan Saudi Arabia dan menerima dana darinya. Annas harus membuat rekomendasi serta meyakinkannya pada masyrakat bahwa Syiah di Indonesia yaitu IJABI dan ABI merupakan kepanjangan tangan dari Iran. Syiah lebih condong kepada ideologi politiknya dibandingkan teologinya yaitu untuk menguasai sebuah Negara.
F. Irjen Pol (Purn) H. Anton Tabah Digdoyo
Saya adalah orang yang menangkap dan memproses hukum persidangan sebanyak 3 kali permadi yang berstatement bahwa saya tidak bertuhan.
Munculnya aliran komunisme dan yang lainnya diakibatkan seenaknya dalam menerjemahkan al-quran, Hukum dan Undang-undang yang semuanya tidak sesuai dengan qaidah-qaidah yang berlaku.
G. Prof Dr. H. Asep Warlan Yusuf
Pendekatan penyelesaian syiah secara hukum tata Negara Indonesia adalah sebagai berikut :
Pendekatan Budaya atau perilaku
Pendekatan Politik dan Ekonomi
Pendekatan Tekanan Publik
Penegakan Hukum
Secara undang-undang memang sulit untuk mempidanakan syiah, Karena tidak ada secara khusus membahas mereka, tapi di hukum tata Negara Indonesia, diizinkan memproses sebuah perkara yang tidak ada undang-undangnya sehingga meminta kepada hakim untuk mencarikan undang-undang yang berkenaann tentangnya.
Data-Data yang diperoleh:
Seminar Kit berisi makalah dan CD.
Photo Kegiatan
Rekaman Audio Sambutan Dedi Mizwar
Rekaman Audio Keynote Prof. Dr. KH. Didin H,M.A
Rekaman Audio Brigjen TNI Dani G.
Rekaman Audio Prof. Dr. H. Asep Yusuf Warlan,
Rekaman Audio Prof. Dr. H. Engkus K.,
Rekaman Audio Irjen. Pol (Puln) H. Anton Tabah D.,
Rekaman Audio KH. Atip Latifulhayat.
(Tim Laskar Umar, M. Agung & Beni)
Kontributor:
M. Agung Suhendra dan Beni Effendi delegasi Pemuda Persis