عنْ عمرَ رضي اللَّهُ عنه قالَ: سمعْتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ: "لَوْ أنَّكم تتوكَّلونَ عَلَى اللَّهِ حقَّ تَوكُّلِهِ لرزَقكُم كَما يرزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِماصاً وترُوحُ بِطَاناً" رواه أحمد وابن ماجه (مسند الإمام أحمد حديث رقم : 205، .سنن ابن ماجه حديث رقم : 4164)
Dari Umar bin Khattab RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Kalaulah kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benarnya tawakkal, maka Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung ; ia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan kembali di sore hari dalam keadaan perut terisi” (H.r. Ahmad dan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad No. 204, Sunan Ibnu Majah No. 4164)
Tawakkal merupakan konsekwensi keimanan, kewajiban orang yang beriman untuk bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan. “Dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS At-Taubah : 51).
Tawakkal adalah bergantungnya hati kepada Allah dalam upaya mencapai tujuan kebaikan, dan mencegah hal yang tidak diinginkan.
Yang menjadi permasalahan adalah sering sekali terjadi salah dalam memahami dan mengaplikasikan tawakkal. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa tawakkal tidak perlu dibarengi usaha dan ikhtiar, atau menempuh sebab-sebab.
Maka indah sekali Rasul menggambarkan tawakkal sebenarnya, yaitu bagaikan burung yang keluar dari sarangnya di pagi hari dalam keadaan perut lapar, dan pulang dalam keadaan perut kenyang. Burung saja ketika dia berusaha Allah beri rezeki, masa manusia tidak ?
Wassalam,
Penulis: KH. Dr. Haris Muslim, Lc. (Sekretaris Umum PP PERSIS)