Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menerima kunjungan dari Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam (PERSIS), pimpinan Kang Eka Permana Habibillah. Kami berbincang cukup panjang tentang gerakan Islam, agenda keummatan dan rumusan naratif kebangsaan yang harus mulai dibangun oleh aktivis-aktivis Islam.
Sesungguhnya, bangsa Indonesia sangat berhutang budi kepada PERSIS. Banyak tokoh-tokoh PERSIS generasi awal yang menjadi kontributor utama dari gagasan besar tentang agama dan kebangsaan. Selain PERSIS, tentu saja banyak lagi tokoh Islam di awal kemerdekaan yang layak menjadi pahlawan nasional, karena kontribusi pemikiran dan ijtihadnya yang luar biasa dalam menggerakkan ummat di tengah revolusi kemerdekaan, menjaga NKRI dan gagasan kebangsaannya menjadi inspirasi bagi para pemimpin republik ini.
Selain kita mengenal seorang Mohammad Natsir Perdana Menteri pertama RI, ada juga tokoh PERSIS bernama Ahmad Hassan. Soekarno pernah menjadi karib intelektualnya. Debat Soekarno dan Hassan tentang Islam dan negara menjadi bahan diskusi yang tetap menarik hingga kini. Gagasan Soekarno tentang religiusitas sebagai jiwa dari bangsa Indonesia, sedikit banyak dipengaruhi oleh hasil perdebatan Soekarno dengan Hassan.
Natsir, Hassan, Isa Anshory dan tokoh-tokoh pendahulu PERSIS seperti Haji Zamzam; atau bahkan ulama yang menjadi guru dan salah satu sumber inspirasi gerakan pembaharu Islam semacam Syaikh Ahmad Surkati, adalah para pahlawan bangsa yang layak kita kenang dan pelajari kembali gagasan-gagasannya.
Pikiran mereka yang dalam dan luas tentang bagaimana Islam yang telah lebih dahulu ada sebelum kemerdekaan dan menjadi jiwa dari kehidupan berbangsa kita, juga tentang bagaimana religiusitas bangsa menjadi tenaga yang menggerakkan banyak gelombang peristiwa yang merubah sejarah sebuah bangsa; harus kita telisik dan selami.
Hari ini, kita butuh tenaga yang dahsyat agar bangsa ini mampu memimpin peradaban dunia. (*)