Islam dan Teror

oleh Reporter

08 Juli 2016 | 05:26

oleh; Pro. Dr.Hamid  Bin Ahmad Al-Rifaie* Di Forum Peradaban, Kebudayaan dan Agama yang diselenggarakan di Chicago-USA beberapa tahun lalu,  seorang profesor terkenal bertanya kepada penulis. Pertanyaan adalah, bagaimana dapat menselaraskan apa yang Anda sampaikan berkenaan dengan keindahan Islam dan hakikat sebenarnya apa yang dalam al-Quran? bukankah Islam menganjurkan pengikutnya untuk berbuat teroris, dan menyulut konflik di muka bumi sebagaimana ayat ini : {و أعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدوالله و عدوكم و أخرين من دونهم لا تعلمونهم الله يعلمهم... } Artinya : (Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya) ..(Q.S Al-Anfal:60). Sebelum menjawab pertanyaan itu, penulis sempat memberikan paparan dalam pada sebuah Forum itu tentang Islam dan perdamain, Islam dan keamanan, Islam dan persaudaran muslim serta Islam dan persaudaraan antar manusia. Penulis balik bertanya kepada sang Profesar tersebut, Apakah Anda merupakan musuh Allah ?, dia menjawab : bukan, kemudian saya bertanya lagi, apakah Anda musuh umat Islam ? dia menjawab : bukan. Kalau demikian, apa yang menyebabkan Anda takut dan penasaran dengan ayat ini?. Ayat ini mewajibkan kepada umat Islam untuk menyiapkan berbagai kekuatan semampu mungkin berupa pasukan berkuda yang dipersiapkan untuk berperang apabila diperlukan, sehingga apabila umat Islam memiliki (رباط الخيل) dapat mengetarkan (ترهبون به)musuh-musuh Allah dan musuh kaum muslimin. Penulis bertanya kepada dia, apa hubungan Anda dengan ayat ini? Umat Islam diperintahkan agar menghadapi musuhnya dan musuh Tuhan mereka semampu mungkin. Anda mengakui bukan musuh umat Islam dan juga bukan musuh Allah s.w.t, jadi apa yang menyebab Anda ketakutan dengan ayat ini yang terdapat dalam surat al-Anfaal? Terus penulis ditanya lagi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ayat ini? Saya tegaskankan, memang dalam ayat ini terdapat kata:   (ترهبون به) bukan bermakna teroris, tetapi bermakna (لكي يتقون). Dalam Kristen pemuka agama dinamakan  (رهبان) pendeta - - yang bertaqwa - - karena memang dia menjauhkan dari segala bentuk tercela dan kejahatan, menjaukan dari segala jenis pekerjaab buruk, terjauh dari segala upaya agresi dan peperangan, maka kata rahbaan dan rahbaniyiin berasal dari kata ini secara ethimologi. Tujuanya sangat bagus sekali yaitu, bahwa pemuka agama Kristen (رهبان) adalah orang yang takut kepada Tuhan dan tentunya tidak akan membunuh orang lain atau melakukan teroris. Jadi yang dimaksud kata  :   (ترهبون به) dan bukan teroris atau kata irhab - -tuhibuuna - - menurut saya tidak benar, dan jelasalah pengunaan istilah atau penterjemahan yang salah. Padanan yang tepat kosa kata teroris dalam bahasa  bahasa Arab adalah ar-ru’b - - الرعب – yang membuat keonaran dan keruksakan di muka bumi. Yang dimaksud irhab dalam ayat diatas adalah agar umat Islam dapat mengetarkan para musuhnya dan musuh Allah sehingga mereka merasa takut karena kamu memiliki peralatan perang guna membela diri dari ancaman segala agresi. Ayat diatas tidak bertujuan memerintah umat Islam untuk berbuat teror terhadap non-muslim dan membunuh mereka. Selanjutnya penulis bertanya kepada sang profesor tersebut, berbagai negara di Barat menyiapkan segala peralatan perang yang cangih, sepert nuklir, senjata pintar, radar penghalang roket, senjata biologi penghancur masal, untuk apa semua ini dipersiapkan? kenapa Anda hanya menyoroti satu kata (Åرباط الخيل)  ini yang diperintah oleh Tuhan kepada kami? Padahal Anda memiliki berbagai senjata penghancur masal yang lebih berbahaya daripada kata itu. Karena segala peralatan yang dimiliki Barat saat ini dapat membunuh dan menghancurkan semua yang ada di muka bumi, tetapi Anda menilai umat Islam sebagai teroris berdasarkan ayat diatas. Jadi untuk siapa semua senjata berat yang dimiliki Barat itu dipersiapkan? apakah senjata cangih itu digunakan akan disambut dengan karpet merah dan kalungan bunga? Bukankah ini merupakan upaya sia-sia ditinjau dari segi ekonomi karena akan menghancurkan negara dan segala peradaban, serta dapat menghancurkan Hak Asasi Manusia (HAM). Misalkan apa yang dikatakan oleh mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev, Rusia dan Amerika memiliki berbagai alat perang penghancur masal yang jumlah lebih dari empat kali lipat.  Pertanyaannya, untuk apa senjata nuklir yang disimpan di berbagai gudang yang besar itu, apakah Rusia mampu melawan terhadap gejolak revolusi roti, kelaparan dan dapatkah menyembuhkan para orang sakit dengan senjata?. Sejatinya kekuatan yang harus dimiliki oleh sebuah bangsa adalah kekuatan dalam ketahanan pangan, ketahanan kesehatan dan ketahanan sosial. Dimaklumi perang dalam Islam sangat dibenci dan tidak dianjurkan, kecuali dalam kondisi tertentu yang bermaksud untuk mencegah agresi dan penjajahan. Apabila agresi dan penjajahan berhenti maka peperangan harus segera diakhiri sebagaimana yang ditegaskan oleh al-Quran. {و قاتلوهم حتى لا يكون فتنة و يكون الدين لله، فإن انتهوا فلا عدوان إلا على الظالمين} Artinya : ‘Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim’. (QS 2 : 193). Dalam ayat itu  orang yang mempertahkan diri juga dinamakan juga agresor {المعتدي}, kenapa demikian? Aneh! Yang mempertahnkan dinamakan agresor karena dia ketika menghadapi musuh dia juga melanggar HAM dan bertentangan dengan undang-undang. Tetapi menjadi agresi saat itu ada diperbolehkan/disyariatkan karena tujuannya  untuk membela diri.  Lihat dan tadaburi ayat al-Qura di bawah ini : {فمن اعتدى عليكم فاعتدوا عليه بمثل مااعتدى عليكم } Artinya : ‘oleh sebab itu Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu’. QS. 2 : 194. Untuk lebih jelasnya silahkan buka buku yang berjudul Partners Not Guardians yang penulis serahkan kepada professor agar mengajinya. *Ia adalah mantan dosen kimia dan pemikir Saudi yang aktif dalam forum dialog antar agama, Presiden International Islamic Forum for Dialogue (IIFD) berpusat di Irlandia, Wakil Ketua Motamar al-Alam al-Islami l The World Muslim Congress (WMC), dan penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 75 buku dalam bahasa Arab dan Inggris. Diterjemahkan dan disusun ulang oleh Arip Rahman yang tinggal di Rabat-Maroko dari dialog Prof. Al Rifaei.
Reporter: Reporter Editor: admin