Bandung, persis.or.id - Kegiatan sosialisasi UAPS 2023 dan Diskusi UU No. 18 tahun 2019 sudah berakhir dan ditutup secara resmi oleh Ketua Umum PP PERSIS, Dr. H. Jeje Zaenudin, M.Ag.
Dalam sambutannya, Ustaz Jeje sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Tarbiyyah dan diikuti oleh para Mudir ‘Am tersebut,
“Kami mendukung penuh program yang ada di Bidang Tarbiyah, mudah-mudahan bisa memenuhi harapan semua pihak, sehingga harus ada peningkatan pengelolaan kepesantrenan,” paparnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa kedudukan pesantren dalam jamiyyah dan berbangsa sangat penting, seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri terpilih Malaysia, Anwar Ibrrahim. Ia mengutip pernyataan Buya M. Natsir bahwa benteng terakhir, pengawal dan perlawanan penjajah Belanda dalam bidang politik dan ideologi, adalah pesantren.
Ustaz Jeje menyampaikan, demikian juga di lingkungan jam’iyyah PERSIS. Pesantren merupakan ujung tombak, dan pendidikan ini di antaranya inti dari gerakan jamiyyah.
“Terbukti, kalau ada lembaga jamiyyah didirikan yang tidak disertai lembaga pendidikan, maka tidak akan jalan karena tidak ada proses kaderisasi dan generasi,” tegasnya.
Sisi lain, Ustaz Jeje Zaenudin juga mengingatkan bahwa ekspansi struktur jamiyyah harus diikuti oleh pengembangan pesantren dengan konsep 3 M, yaitu Markaz, Madrasah, dan Masjid.
Diakhir sambutannya, beliau juga menyampaikan bahwa lembaga pendidikan PERSIS harus menyelenggarakan kegiatan yang bernuansa festival (perlombaan), dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dan kita pun bisa mengikutinya di level lokal, nasional, bahkan internasional,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan agar dalam pengelolaan pendidikan di jamiyyah lebih mengutamakan solusi daripada sanksi.
(JJ/dh)