Yogyakarta, persis.or.id - Ketua Bidang Jamiyyah Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS), KH. Salam Russyad, menilai kinerja pengurus PP PERSIS pada masa jihad 2024-2025 berjalan sangat baik. Hal itu ia sampaikan dalam agenda Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) IV PP PERSIS di Yogyakarta, Ahad 30 November 2025.
Menurutnya, pelaksanaan program kerja seluruh bidang mencapai sekitar 95 persen. Hampir semua amanah Muktamar dan hasil Pra-Muskernas sebelumnya dapat direalisasikan, meskipun masih ada beberapa program yang harus dilanjutkan pada periode 2025–2026.
“Apa yang belum dituntaskan di 2024-2025 itulah yang harus dirampungkan di 2025-2026,” ujarnya.
Kiai Salam menjelaskan, pada periode mendatang, Ketua Umum PP PERSIS akan menetapkan Program Nasional Jamiyyah yang wajib didukung oleh seluruh bidang.
“Program tersebut sedang dalam proses perumusan dan akan difinalkan setelah Pra-Munas berikutnya,” ungkap dia.
Untuk Bidang Jamiyyah sendiri, ia menyampaikan, sebagian besar amanah Muktamar lalu telah terlaksana dengan baik. Penambahan Pimpinan Wilayah (PW) dan Pimpinan Daerah (PD) menjadi salah satu capaian utama. Bahkan, target pembentukan PD yang ditetapkan dalam Muskernas 2024 berhasil dilampaui. Namun demikian, pembentukan Pimpinan Cabang (PC) masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dikejar pada 2025-2026.
“Saat ini, PW yang telah terbentuk berjumlah 26. Target Mutamar adalah 30 PW. Kami berharap, pada 2025-2026 bisa mencapai target penuh. Jika pun belum, minimal kami ingin mencapai 28 PW,” jelas Kiai Salam.
Ia menambahkan, proyeksi program unggulan bidang Jamiyyah pada 20252026 akan difokuskan pada penambahan PW dan PC yang masih kurang, sehingga struktur kepemimpinan menjadi lebih merata dan sesuai dengan kebutuhan organisasi ke depan.
Dalam kesempatan itu, Kiai Salam juga menyampaikan pesan penting kepada seluruh jajaran pimpinan, mulai dari pusat hingga tingkat bawah. Ia mengingatkan bahwa Persatuan Islam bukan sekadar organisasi massa, melainkan jamiyyah yang menekankan pelaksanaan syariah, termasuk dalam ketaatan kepada ulil amri (pimpinan).
“Keputusan pimpinan jamiyyah lahir melalui mekanisme syura. Karena itu, saya mengimbau agar kita semua melaksanakan samaan wa tha’atan kepada ketua umum,” tuturnya.
Ia juga mengajak para pimpinan dan anggota untuk senantiasa menjaga husnuzan dalam menghadapi perbedaan pendapat.
“Ketaatan yang sesungguhnya adalah ketika kita tetap patuh meski berbeda pandangan. Di situlah husnuzan kepada pimpinan sangat diperlukan,” tegas Kiai Salam Russyad.
BACA JUGA:PP PERSIS Gelar Pembinaan Kejamiyahan di Sapeken: Perkuat Loyalitas dan Sinergi Dakwah