Kapan Idul Adha 1444 H?

oleh Reporter

30 Mei 2023 | 09:28

Oleh: Dewan Hisab dan Rukyat PP Persis

Seperti pada penetapan Idul Fitri 1444 H yang lalu, penetapan Idul Adha 1444 H pun akan terjadi perbedaan. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

A. Pengamal Metode Hisab
1. Hisab Imkan rukyat

Bila memperhatikan peta visibiltas hilal (imkan rukyat) baik peta visibilitas hilal baru MABIMS atau visibilitas hilal Odeh, Ahad 29 Zulqo'dah 1444 H/18 Juni 2023 di wilayah Indonesia termasuk Asia Tenggara secara umum, juga Australia, hilal secara hisab belum bisa dilihat (not visible/goer Imkan rukyat).

Sebab walaupun ijtimak sudah terjadi pada Ahad, 18 Juni 2023 jam 11:37:04 WIB, namun tinggi bulan saat maghrib diwilayah Indonesia baru mencapai  -0,1° s.d 2.4°, serta elongasi bulan matahari baru mencapai 4.6° s.d 5.5°, artinya belum memenuhi kriteria visibilitas hilal baru MABIMS, yakni tinggi 3° dan elongasi 6.4°.

Dengan demikian, menurut hisab imkan rukyat baru MABIMS yang dipedomani oleh Persatuan Islam (PERSIS) dan negara-negara anggota MABIMS, di Australia  dan wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai juga beberapa negara Asia lainnya, bulan Zulqa'dah 1444 H diistikmal (digenapkan) 30 hari.

Kemudian 1 Zulhijah 1444 H ditetapkan bertepatan dengan Selasa, 20 Juni 2023. Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) pada Rabu, 28 Juni 2023 serta Idul Adha (10 Zulhijjah 1444 H) ditetapkan bertepatan dengan Kamis, 29 Juni 2023.

Kemudian bila memperhatikan kembali peta visibilitas hilal (imkan rukyat), hilal tanggal 29 Zulqo'dah 1444 H/18 Juni 2023 baru bisa dilihat (visible) berdasarkan kriteria hisab imkan rukyat, di Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, Afrika dan benua Amerika.

Dengan demikian menurut hisab Imkan rukyat 1 Zulhijjah 1444 H di Asia Tengah, Timur Tengah (termasuk Arab Saudi), Eropa, Afrika dan Benua Amerika ditetapkan bertepatan dengan Senin, 19 Juni 2023.

Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) pada Selasa, 27 Juni 2023 serta Idul Adha 1444 H (10 Zulhijjah 1444 H) ditetapkan bertepatan dengan Rabu, 28 Juni 2023.

Namun walau demikian -khususnya di Arab Saudi- karena Arab Saudi dalam penetapan awal bulan hijriah terutama Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah menggunakan metode rukyat, maka keputusan akhir menunggu hasil rukyat Ahad malam Senin 29 Zulqo'dah 1444 / 18 Juni 2023.

Namun sebagaimana data hisab imkan rukyat di atas, kemungkinan besar Arab Saudi akan menetapkan 1 Zulhijjah 1444 H bertepatan dengan Senin, 19 Juni 2023.

Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) -yang ditanggal tersebut dilaksanakan wukuf di Arafah- pada Selasa, 27 Juni 2023, serta Idul Adha (10 Zulhijjah 1444 H) bertepatan dengan Rabu, 28 Juni 2023.

Dengan demikian, menurut hisab imkan rukyat (visibilitas hilal) di wilayah Asia Tenggara dan Australia, Idul Adha 1444 H ditetapkan bertepatan dengan Kamis, 29 Juni 2023.

Sementara di Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, Afrika dan Amerika ditetapkan Rabu, 28 Juni 2023.

2. Hisab Wujudul Hilal
Adapun Muhamadiyah yang dalam perhitungannya tidak mempertimbangkan visibilitas hilal (keterlihatan hilal), yakni hisab Muhamdiyah hanya memperhitungkan posisi bulan saja, maka walaupun pada tanggal 29 Zulqo'dah 1444 H/18 Juni 2023 hilal secara hisab belum visible (belum bisa dilihat/goer Imkan rukyat).

Namun karena di Indonesia posisi bulannya saat maghrib berada di atas ufuk, maka 1 Zulhijah 1444 H dinyatakan sudah masuk. Dengan demikian menurut hisab wujudul hilal Muhammadiyah 1 Zulhijjah 1444 H ditetapkan bertepatan dengan Senin, 19 Juni 2023.

Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) pada Selasa, 27 Juni 2023, serta Idul Adha (10 Zulhijjah 1444 H) ditetapkan Rabu, 28 Juni 2023.

B. Pengamal metode Rukyat
1. Pengamal Metode rukyat lokal
Adapun bagi pengamal metode rukyat lokal (seperti NU), ketetapan awal Zulhijjah 1444 H menunggu hasil rukyat pada Ahad malam Senin 18 Juni 2023. Bila hilal terlihat maka, 1 Zulhijjah 1444 H ditetapkan bertepatan dengan Senin, 19 Juni 2023. Bila hilal tidak terlihat, maka 1 Zulhijjah 1444 H akan ditetapkan bertepatan dengan Selasa, 20 Juni 2023.

Namun, karena NU sudah menyepakati penggunaan kriteria baru MABIMS (364), maka kalaupun ada yang bersaksi melihat hilal pada Ahad, 18 Juni 2023, kesaksiannya akan ditolak, sebab diwilayah Indonesia, belum memenuhi syarat kriteria imkan rukyat baru MABIMS.

Hal ini dikarenakan di NU, kriteria bukan saja digunakan untuk menyusun kalender tapi juga digunakan untuk menolak kesaksian meragukan di bawah kriteria.

Dengan demikian, NU sebagai pengamal metode rukyat lokal, kemungkinan besar akan memutuskan 1 Zulhijjah 1444 H bertepatan dengan Selasa, 20 Juni 2023.

Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) pada Rabu, 28 Juni 2023, dan Idul Adha (10 Zulhijjah 1444 H) bertepatan dengan Kamis, 29 Juni 2023.

2. Pengamal Metode Rukyat Global
Ada dua kelompok pengamal rukyat global. Pertama, kelompok yang menggunakan Makkah sebagai patokan keterlihatan hilal, artinya bila di Makkah hilal sudah terlihat, maka seluruh dunia masuk awal bulan.

Kedua, kelompok yang tidak menggunakan Makkah sebagai patokan keterlihatan hilal. Artinya di manapun di dunia hilal sudah terlihat, maka seluruh dunia masuk awal bulan.

Bila memperhatikan data hisab visibilitas hilal yang telah dijelaskan di atas, maka kemungkinan besar para pengamal rukyat global baik yang berpatokan ke Makkah atau tidak, akan menetapkan 1 Zulhijjah 1444 H bertepatan dengan Senin, 19 Juni 2023.

Hari Arafah (9 Zulhijjah 1444 H) pada Selasa, 27 Juni 2023, serta Idul Adha (10 Zulhijjah 1444 H) pada Rabu, 28 Juni 2023.

[]

Reporter: Reporter Editor: admin