Ketua Bimhajum PP Persis Menjawab Persoalan Otonomi KBIH Daerah dan Musibah Mina

oleh Reporter

03 November 2016 | 15:11

Bandung - persis.or.id, Ketua Bimbingan Haji dan Umrah (bimhajum) PP Persis, Drs. Anwarudin, memberikan jawaban atas pertanyaan tentang jamaah yang ingin membuat KBIH sendiri dan terkait efek musibah Mina terhadap KBIH Persis, pada ahad (23/10) di acara Sosialisasi QA QD Persis Se-Bandung Raya, Ciganitri Bandung. "Jika jamaah ingin membuat KBIH sendiri, ini akan dibuatkan aturannya. Peraturan yang ada di QA QD perlu penyempurnaan, nanti kita akan sempurnakan dalam  pedoman bimbingan haji dan umroh", tutur Drs. Anwaruddin. Drs. Anwaruddin menjelaskan bahwa untuk otonomisasi haji ke PD PD perlu dipertimbangkan. "Tentunya tidak mudah untuk bicara otonomi haji karena kita berjamiyyah dan berjamaah, apalagi salah satu guru kita Allahu yarham, memaknai satu rasa satu suara dan satu usaha dan kemudian juga kita harus melihat dan memperhatikan kondisi PD PD yang ada", papar Drs. Anwaruddin. Menurutnya saat ini tidak semua PD seperti misalnya kabupaten bandung sekalipun memberangkatkan jamaah bisa diatas 100 jamaah dalam sekali pemberangkatan, tapi bagaimana kalau PD yang hanya bisa memberangkatkan jamaah dibawah 10 orang, dirasakan saat ini sepertinya belum siap untuk otonomisasi KBIH Persis di daerah. Pelaksanaan haji diminta harus betul-betul dipertimbangkan oleh seluruh elemen PC, PD, PW  dan PP. "Bukan kita tidak melaksanakan bayan muktamar tentang otonomisasi haji, tetapi kita tidak serta merta untuk melakukan apa yang ada di dalam bayan muktamar tersebut, harus benar-benar dipikirkan", tambahnya.  Drs. Anwaruddin pun mendorong hadirin untuk melihat prinsip-prinsip yang sudah diajarkan oleh pendiri pendiri Persis sebelumnya yang menghendaki berjamiyyah serta adanya wa'tasimu bihablillahi jami'an wa-la tafarraqu, khususnya dalam pelaksanan ibadah haji. Persoalan lain yang dibahas adalah terkait dengan sertifikasi haji. "Mengenai sertifikasi haji, saya sedang menunggu dan selalu membuka informasi tentang itu, sertifikasi haji dibuka di setiap daerah bukan hanya di tingkat pusat, silahkan saja buka di internet tentang informasi itu atau web kementrian agama", ujar Drs. Anwaruddin. Persoalan selanjutnya adalah mengenai musibah mina, apakah ada imbasnya terhadap KBIH Persis ataukah bagaimana. "Mengenai musibah Mina tahun lalu, yang dialami oleh KBIH Persis itu menjadi keanehan, secara logika harusnya jamaah itu berkurang, akan tetapi qaddarullah, pada tahun musim haji 2016  justru terjadi kenaikan, bertambah drastis jumlah jamaahnya", ungkap Drs. Anwaruddin. Dirinya menjelaskan bahwa jika musibah Mina itu berdampak kepada KBIH Persis, maka tidak mungkin ada kenaikan jamaah yang luar biasa. "Ini merupakan ghiroh dan tantangan bagi  saya, yang baru beberapa bulan menjadi ketua bimhajum. Musibah ini kita jadikan sebagai catatan sejarah untuk kemudian musibah itu tidak terjadi lagi pada tahun tahun berikutnya", imbuh Drs. Anwaruddin. "Berkah haji luar biasa, selama kita berpegang teguh kepada Quran dan sunnah. Jangan merasa takut, mati bersimbah darah memperjuangkan Quran Sunnah, mari kita bersama sama berjuang", pungkasnya. (HL & TG)
Reporter: Reporter Editor: admin