Bandung, persis.or.id – Sebagai agenda pertama setelah pelaksanaan Muktamar XIII PERSISTRI, Ketua Pimpinan Pusat (PP) PERSISTRI Masa Jihad 2022-2027 Dra. Hj. Lia Yualiani M.Ag menyapa para anggota PERSISTRI dalam pengajian Kamis Awal.
Bertempat di Gedung Sejuta Cinta PERSISTRI, Jalan Kalipah Apo No 10, Hj. Lia kembali mengucapkan rasa terima kasihnya kepada tasykil demisioner dan juga seluruh anggota PERSISTRI.
Dirinya mengajak seluruh anggota untuk membantu dan berjalan bersama, demi kemajuan PERSISTRI ke depannya.
“Dalam laporan pertanggungjawaban kemarin nampaknya ada kemajuan. Selain itu, saya merasakan apresiasi dari seluruh perserta dan juga dari seluruh anggota, sehingga PERSISTRI senantiasa terus maju dan menjadi Al-mar'ah ash-sholihah , al-ummu al-muhtarimah, al-jaddah as-sa'iidah,” ungkapnya saat memberi sambutan, Kamis (06/10/2022).
Dirinya mengungkapkan bahwa indikator menjadi istri shalihah, ibu yang dihormati, dan nenek yang senantiasa bahagia akan didapatkan jika terus belajar.
“Mari pelajari dan laksanakan bersama. Kebahagiaan akan datang karena kita senantiasa menjalankan yang diperintahkan dan menjauhi larangan Allah Swt berlandaskan Alquran dan sunnah,” ungkapnya.
Dalam kegiatan pengajian rutin tersebut, K.H. Zae Nandang hadir sebagai pemateri. Dirinya mengingatkan bahwa membangun ketahanan keluarga adalah tugas bersama, terutama untuk anggota PERSISTRI.
Konsep tugas pertama tersebut, kata dia, sudah disiratkan dalam surah Ash Shaf yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Swt menyukai orang-orang yang bershaf, dan diatur barisannya. “Kita ditetapkan sebagai khairu ummah, yang harus berjalan dan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar,” paparnya.
Setiap orang dalam rumah tangga memiliki perannya masing-masing. Untuk menjalankannya, Ustaz Zae mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT untuk mohon perlindungan dari atas dan dari bawah.
“Karena itu mengikuti pengajian ini jangan berhenti, harus terus jalan. Walaupun hasilnya tidak nampak secara dhohir, tapi secara hakiki nampak. Yaitu tetap terpeliharanya hati dan iman karena tersirami. Kalau hatinya kering, ya nanti hatinya mati,” tandasnya.
Saat berada dalam organisasi terutama PERSIS dan PERSISTRI, Ustaz Zae mengibaratkan sedang berada dalam sebuah barisan yang teratur dan rapi. Sebab, kata dia, kebatilan yang teratur bisa merusak kebaikan.
“Allah akan membantu selama kita berjuang. Amanat saya adalah ikhlas berjuang. Berharap nilai dari manusia, siap-siap kecewa. Beda halnya dengan berharap nilai mutlak dari Allah Swt,” tambahnya.
Seorang mukmin itu hendanya menjadi syuhada, jadi saksi dan tolak ukur di bumi bagi manusia lain, dan malaikat menjadi saksi Allah SWT di langit.
Karena mukmin adalah umat yang siap berbeda dengan yang lainnya walaupun terasa pahit. Menurutnya, saat berada dalam jamiyyah yang berpegang tegus pada Al-Quran dan sunnah, lebih baik dari pada di luar Al-Qur’an dan sunnah meski pahit.
“PERSIS di antara tujuannya adalah terlaksananya syariat dalam segala ruang lingkup kehidupan. Kuncinya adalah ikhlas dan istiqamah,” tutupnya.
Reporter: Fia Afifah
Editor: Fia Afifah