Pasuruan, persis.or.id - Dalam kunjungannya bersama Bidang Jamiyyah ke Jawa Timur, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) K.H. Dr. Jeje Zainudin, M.Pd diminta untuk memberi bekal terkait politik pada masyarakat.
Pada Ahad (30/07/2023) sebagai hari kedua kunjungan, Ustaz Jeje mengisi kajian ba'da Magrib di Masjid Manarul Islam, Bangil, Kabupaten Pasuruan dengan tema “Bekal Menghadapi Tahun Politik”.
Mengawali paparan kajiannya, Ustaz Jeje memulai dengan menjelaskan makna dan filosofi terminologi dari siyasah.
“Arti lafadz saasa – yasuusu – siyasatan memiliki makna ganda, yaitu konotasi negatif dan positif," jelas Ketua Umum PP PERSIS masa jihad 2022-2027 ini.
Makna pertama dikonotasikan seperti ulat yang menggigit dan merusak. Namun, kata dia, makna lainnya dapat dikonotasikan menjadi mengendalikan dan mengarahkan.
Dengan makna-makna tersebut, maka siyasah merupakan bagian dari ranah ijtihadi. Kemudian secara runut dirinya menguraikan peristiwa yang terjadi pada tahun keenam hijriah terkait Sulhu Hudaibiyyah.
“(Itu adalah) Peristiwa perjanjian yang disepakati antara Rasulullah Saw dan kaum musyrikin Quraisy yang diwakili oleh Suhail, merupakan gambaran ijtihad siyasah Rasul Saw,” terangnya.
Saat itu, hanya Abu Bakar yang menerima dan cukup memahami kebijakan-kebijakan syasi yang diambil Nabi Saw di hadapan lawan dan juga para sahabatnya.
Banyak sahabat yang kecewa dengan keputusan beliau di hadapan Suhail. Bahkan puncaknya, para sahabat tidak mematuhi instruksi Nabi Saw selama beberapa waktu.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada bagian akhir Ustaz Jeje berpesan agar umat Islam jangan mau dipecahbelah.
“Tetapkanlah pada barisan dan jangan mau dipecahbelah. Di antaranya melalui berita-berita hoax," tegas mantan mudirul Aam Keramat Asem Jakarta ini.
Kajian berlangsung khidmat dan diikuti oleh ratusan jamaah dari berbagai penjuru di wilayah Bangil.
Manarul Islam sendiri merupakan tempat yang sangat bersejarah bagi dakwah Al-Quran dan As-Sunnah di wilayah Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Menurut salah satu sumber, masjid inilah yang pertama kali menggaungkan ajaran dan pemikiran Al-Quran dan As-Sunnah di wilayah Bangil.
Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dengan kedekatan lokasinya dengan Pondok Pesantren Bangil yang didirikan oleh Tuan Hassan. (/MN)
[]