Bandung - persis.or.id, Wakil Ketua Umum PP Persis, Dr. Jeje Zaenudin, mengkritisi insiden pembubaran pengajian Ustadz Khalid Basalamah oleh sekelompok massa di Sidoarjo - Jawa Timur.
"Jika kita bisa menjaga gereja dan rumah ibadah non muslim lainnya saat natalan dan acara keagamaan, tentu sangat disayangkan jika hal yang sama tidak diterapkan kepada kegiatan pengajian sesama kaum muslimin yang dianggap beda faham.
Karena sikap itu bisa menimbulkan kesan tidak adil dan menerapkan standar ganda", ujar Dr. Jeje, selasa (07/03/2017).
Beliau mencermati sikap yang tak semestinya dilakukan, hanya karena perbedaan pendapat harus diakhiri dengan pembubaran paksa.
Dr. Jeje menekankan seluruh elemen Ahlussunah mesti bisa meletakkan wala dan baro' sesuai tempatnya.
"Masih banyak tantangan bersama yang seharusnya menjadi fokus seluruh ormas Islam daripada larut dalam pertikaian internal. Sejumlah tantangan itu adalah bahaya kelompok Rofidoh, Komunisme, pemikiran Liberal, dan lain lain", terangnya.
Lebih lanjut Dr. Jeje menekankan pentingnya seluruh organisasi dakwah Islam bergabung di forum bersama seperti Dewan Pertimbangan MUI. "Dalam forum-forum tersebut dirumuskan strategi bersama", imbuhnya.
Secara khusus, Dr. Jeje Zaenudin mendorong agar para ustadz di Salafi bisa masuk dan bergabung dalam Dewan Pertimbangan MUI sebagai sarana diskusi antar elemen, bersama lebih dari 70 ormas dan yayasan dakwah yang tergabung.
"Hal ini perlu ada yang menginisiasi agar kejadian di Sidoarjo tidak kembali terulang", ujarnya. (HL/TG)