Kairo, persis.or.id - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) yang diwakili oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar selaku Ketua Bidang Tarbiyah, dan Dr. Pepen Irpan Fauzan selaku Sekretaris Bidang Tarbiyah, melanjutkan program kunjungan kerja ke wilayah Timur Tengah, khususnya di wilayah Mesir.
Kali ini,perwakilan Bidang Tarbiyyah PP PERSIS ini mengunjungi kantor Dar Al Ifta Al Mishriyyah (Lembaga Fatwa Nasional Mesir) di Darrasah, Kairo pada Ahad (15/10/23).
Kunjungan yang bertujuan membahas kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan da`i dan asatiz ini disambut langsung oleh Syeikh Dr. Mahmud Abu Al Azaim selaku Mudir Markaz Tadrib selaku Ketua Pusat Pelatihan Fatwa, dan Syeikh Dr. Umar Ahmad selaku wakilnya.
Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) PERSIS Mesir diwakili oleh Majlis Penasihat, Mohammad Ilyas, Lc., Hafizh Dhiya Ulhaq, Lc., dan Wakil Ketua, Ilham Sopiyanjuga ikut membersamai.
Dalam kunjungan yang khidmat ini, beberapa poin dikemukakan oleh Syeikh Dr. Mahmud Abu Al Azaim. Di antaranya, Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah sepenuh hati menyambut niat baik PP PERSIS untuk mengadakan kerjasama di bidang pendidikan ini.
Ia menambahkan, bahwa dalam pelaksanaanya akan ada dua jenis pelatihan. Pertama, tadrib jama`i atau pelatihan untuk kelompok. Kedua, tadrib fardhi atau pelatihan individu.
“Untuk pelatihan berkelompok, mekanisme pendaftarannya melalui KBRI Kairo dengan mengajukan surat rekomendasi yang nantinya ditujukan ke Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah,” kata Dr. Mahmud.
Dirinya menjelaskan, pelatihan untuk kelompok ini waktu pelaksanannya dapat diatur sesuai kesepakatan ke dua belah pihak dan tidak dipungut biaya.
Bahkan jika pada pelatihan tersebut dibutuhkan beberapa referensi dan bahan ajar seperti kitab turats, Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah akan menyiapkannya sesuai kebutuhan para peserta.
“Setelah mencapai kesepakatan, Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah nantinya akan menyiapkan kelas dan para mufti untuk mengajar secara langsung,” tambahnya.
Berkenaan dengan materi yang diajarkan, pihak Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah sangat terbuka dengan usulan tema dari peserta, selama hal tersebut berkaitan dengan fatwa dan diskursus keagamaan.
Sedangkan untuk pelatihan individu hanya dibuka satu tahun sekali dengan durasi studi selama tiga tahun.
Calon pesertanya pun disyaratkan minimal telah lulus sarjana di salah satu fakultas Islam Universitas Al Azhar.
Kemudian, calon peserta diwajibkan untuk mengikuti ujian penerimaan di kantor Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah secara langsung.
“Melihat maraknya oknum-oknum yang menyebarkan syubhat-syubhat seputar Islam dengan dilandasi dalil-dalil yang disalahpahami. Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah berkomıtmen menyebarkan ajaran-ajaran Islam sesuai manhaj dan pemahaman yang benar dan jauh dari segala bentuk penyelewengan,” ungkap Syeikh Mahmud.
Syeikh Mahmud juga memberikan hadiah buku “Al-Raddu ala Syubhat al Mutatharrifin fi Istidlal bil-Qur`an wa Sunnah”, karangan Grand Mufti Syeikh Prof. Dr. Syauqi Allam.
Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah merupakan salah satu instisusi keagamaan di Mesir yang didirikan dengan tujuan sebagai pusat penelitian hukum Islam yang unggul di tingkat Internasional.
Lembaga yang telah berdiri sejak 1895 M ini mempunyai peran penting dalam menjelaskan kepada umat Islam agar tetap berada pada prinsip-prinsip Islami, dengan memperhatikan isu-isu baru di kehidupan modern.
Pada sesi tanya jawab, sempat disinggung terkait tawaran terhadap Mudir Markaz ini, jika ada kesempatan datang ke Indonesia untuk mampir ke kantor PP PERSIS di Bandung.
Dalam hal ini, PP PERSIS menginginkan beliau untuk bisa memberikan ceramah atau bahkan materi pelatihan tertentu selama di Bandung. Dengan tersenyum ramah, Mudir Markas Tadrib itu merespon positif.
Pertemuan yang berlangsung selama satu jam lebih ini ditutup dengan proses pemberian hadiah berupa buku-buku yang ditulis langsung oleh Dr. Tiar dan Dr. Pepen. Rencananya, program ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024 mendatang. (/HDU)
[]