Menag Dorong Kaderisasi Ulama dan Pendidikan Alquran di Pertemuan dengan Ormas Islam

oleh Henri Lukmanul Hakim

20 September 2025 | 16:00

Menag Dorong Kaderisasi Ulama dan Pendidikan Alquran di Pertemuan dengan Ormas Islam

Menag Dorong Kaderisasi Ulama dan Pendidikan Alquran di Pertemuan dengan Ormas Islam


Jakarta, persis.or.id - Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar, mengungkapkan keprihatinannya terhadap krisis ulama senior yang sedang dihadapi Indonesia, khususnya di Jawa Timur sebagai salah satu lumbung ulama. Dalam pertemuan dengan pimpinan ormas Islam, Menag menjelaskan langkah kaderisasi ulama yang sedang dijalankan bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).


"Kita memiliki kuota kaderisasi ulama, tetapi dari 500 kuota yang diterima, baru sekitar 100 yang terisi. Mereka dari PTIQ akan dikirim ke Amerika dan Mesir untuk memperkuat kemampuan keilmuan," ujar Prof Nasaruddin di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).


Ia menekankan bahwa di Barat metodologi keilmuan sangat kuat meski materi terbatas, sementara di Timur kelimpahan materi sering tidak diimbangi dengan metodologi yang memadai. "Silakan bapak-ibu dapat memanfaatkan peluang ini untuk melahirkan ulama yang intelek dan intelektual yang ulama," ujarnya.


Selain itu, Menag menyampaikan kekhawatiran mengenai masih tingginya angka buta huruf Alquran yang mencapai sekitar 40 persen. Ia menegaskan pentingnya ulama tidak hanya dilibatkan saat membahas akibat masalah sosial, tapi juga harus diajak untuk berdiskusi soal akar persoalan.


Dalam konteks pelaksanaan ibadah haji, Prof Nasaruddin meminta ormas Islam untuk membantu memastikan suksesnya pelaksanaan ibadah ini tanpa menimbulkan posisi diametral dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia juga mengajak ormas untuk bijak dalam menanggapi berita di media sosial agar tidak memicu perselisihan.


Menag menyoroti peran ormas dalam berbagai kegiatan sosial, seperti dakwah di daerah transmigrasi, kepulauan, dan pemberantasan buta huruf Alquran. Kemenag akan memberikan dukungan bagi kegiatan seluruh ormas Islam. "Tidak boleh ada yang mendominasi, semua harus merasakan manfaatnya," ujarnya mengingatkan.


Selain itu, ia mengamati krisis yang melanda beberapa negara Islam seperti Mesir dan Qatar, dampak perang di Israel, serta kondisi pencari suaka dan inflasi yang memprihatinkan. Namun, Prof Nasaruddin bersyukur atas kondisi Indonesia yang masih mampu menyediakan berbagai program sosial, seperti makan bergizi gratis, sekolah gratis, Koperasi Merah Putih, dan perumahan rakyat.


Menag juga menyampaikan hasil survei BPS yang menunjukkan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kemenag, yang kini lebih mengutamakan skill dan kompetensi dibanding kedekatan dengan ormas tertentu. Menag mengakhiri dengan mengajak ormas dan seluruh umat untuk meningkatkan peran dalam mendukung perjuangan umat Islam di Palestina.

BACA JUGA:

Menag Paparkan Potensi Besar Ekonomi Umat Islam Indonesia