Bandung, persis.or.id - 18 September 2024, Tidak diragukan lagi bahwa pemuda merupakan sumber daya manusia yang paling asasi, yang menjadi penyebab utama tegaknya urusan umat ini. Pemuda lahir dengan membawa misi untuk menerima dan melanjutkan tanggung jawab (kepemimpinan) setelah para orangtua tiada. Demikian pula Pemuda Persatuan Islam (Pemuda Persis) sebagai organisasi otonom Persatuan Islam yang sejak 1936 dirikan sebagai pelanjut perjuangan dakwah Persatuan Islam dalam mengemban visi purifikasi Islam (pemurnian Islam), mengembalikan umat kepada al-Qur’an dan as-Sunnah. Sudah 87 tahun lamanya, Pemuda Persis bertahan dan melaksanakan pengkaderan dalam rangka menyiapkan sumber daya dakwah yang memiliki komitmen dan konsistensi terhadap Islam dan umat Islam. Pemuda Persis siap menjadi mujadid, mujtahid, mujahid, ashabun dan hawariyyun.
Pemuda Persis merupakan kader yang lahir dari rahim Persis. Tak ubahnya seperti anak kandung yang akan melanjutkan tanggung jawab orangtuanya dikala tiada. Maka Pemuda Persis mempunyai peran sebagai pelanjut dan pengemban misi Persatuan Islam, sebagaimana tercantum dalam Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili Pemuda Persis yang berbunyi: “Pemuda Persatuan Islam dengan segala aktivitasnya dalam jam’iyyah Persatuan Islam yang mengemban misi menegakkan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah suatu kemestian. Sebagai pelanjut dan pengemban misi Persatuan Islam, ia harus tampil sebagai generasi yang ter-shibghah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, memiliki daya jihad yang tinggi, berilmu dan berakhlaqul karimah.” (Muqaddimah, QA/QD Pemuda PERSIS, hal. 7) Dari butir Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili Pemuda Persis di atas, setidaknya ada beberapa poin yang menjadi karakter khas Pemuda Persis, sebagai modal spirit dalam melanjutkan estafeta perjuangan dakwah Persatuan Islam, yaitu:
1. Ter-sibghah al-Qur’an dan as-Sunnah
2. Daya jihad yang tinggi (‘uluwwul himmah)
3. Berilmu
4. Berakhlaqul karimah
Dari keempat poin di atas, yang menjadi starting point lahirnya generasi pelanjut yang memiliki kualitas dan loyalitas adalah pemuda yang ter-sibghah oleh nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Hal tersebut sejalan dengan apa yang telah digambarkan oleh Allah Swt. tentang pemuda-pemuda hebat yang ter-sibghah oleh petunjuk Allah yang dibawa oleh para Nabi sebelumnya, yang memiliki akidah berkualitas serta loyal dalam mengamalkan dan mendakwahkan agama Tauhid yang dibawa oleh para Rasul Allah, yang diabadikan dalam kisah ashhabul kahfi yang tercantum dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 13, Allah berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13)
Ayat di atas ditafsirkan oleh Dr. Wahbah az-Zuhaili dengan memberikan ciri-ciri kelompok pemuda ashhabul kahfi:
1. Beriman kepada Allah
2. Allah mengilhami hati mereka dengan kesabaran (ash-shabr) dan keteguhan (ats-tsabat),
3. Allah menambah keimanan mereka dengan memudahkan amal shaleh mulai dari;
a. Mencurahkan perhatian kepada Allah Swt
b. Menjauhkan diri dari (pergaulan buruk) manusia
c. Zuhud di dunia. (Tafsir Al-Munir, XV: 232)
Jika kita perhatikan secara seksama, dari penafsiran ayat di atas bahwa ternyata lahirnya pemuda-pemuda hebat generasi pelanjut dakwah yang diperankan oleh ashabul kahfi itu, bermula dari pembinaan ruhaniyah secara kontinyu, sungguh-sungguh dan istiqomah. Hal tersebut diisyaratkan oleh Allah dengan menyebutkan
bahwa “Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13), karena tidak mungkin akan lahir pemuda-pemuda yang beriman jika tanpa pembinaan. Terbukti dalam sebuah keterangan dari Ibnu ‘Abbas bahwa para pemuda ashabul kahfi ini adalah mereka yang senantiasa menerima ilmu (pembinaan) dari sebagian hawariyyun (para pengikut Nabi Isa As. yang taat dan setia). (Lihat Tafsir al-Qurthubi, X: 359)
Lebih lanjut, dampak dari keimanan hasil pembinaan keilmuan itu, pertama: Allah Swt. semakin menambah lagi ilmu dan petunjuk kepada para pemuda ashabul kahfi, sehingga meningkatlah pula keimanannya dan menyebarkan dan mendakwahkannya di tengah-tengah manusia lainnya. Kedua: Allah mengilhami hati mereka dengan kesabaran (ash-shabr) dan keteguhan/konsistensi (ats-tsabat). Para ulama memberikan definisi tentang makna ats-tsabat yaitu: “Tetap berada di jalan yang lurus, menaati ketentuan-ketentuan jalan ini, bersabar dalam mengerjakannya, menanggung segala gangguan karena itu, tekun dalam berbuat baik, dan selalu berusaha untuk lebih baik lagi. (Ats-Tsabat, hlm. 2)
Dari pemaparan di atas, sangat jelas keberadaan Pemuda Persis sangatlah diperlukan adanya guna melahirkan para pemuda-pemuda ashabul kahfi di masa yang akan datang sebagai sosok pemuda, generasi dan kader ideal yang akan mengemban tugas menjawab tantangan masa kini dan masa depan dengan kemampuan kualitas dan kualifikasi tertentu. Pemuda Persis sebagai kader yang merupakan kekuatan ini jam’iyyah dan umat Islam, yang diharapkan menjadi pelopor (peoneer), penggerak (katalisator), penggiat (dinamisator), dan penjaga misi perjuangan guna mewujudkan cita-cita ideal umat Islam.
Akan tetapi idealitas seorang kader tidak terlahir begitu saja, karena sejatinya merupakan gabungan dari konseptualisasi dan kristalisasi dari pemahaman tentang konsep manusia dan tujuan hidupnya serta proses pembentukannya.
Maka sosok ideal kader Pemuda Persis tercipta dari kontruksi sifat ideal dan output seseorang setelah menempuh seluruh proses kaderisasi _dalam arti pembinaan_ di Pemuda Persis secara lengkap dan paripurna, dari mulai jenjang kaderisasi Ma’ruf, Tafiq I, II, dan III hingga TOT. Ditambah pula dengan mengikuti pembinaan secara lengkap dari mulai Halaqah 1, 2, dan 3, pola mubahatsah, pola muhadhoroh hingga mukhayyam.
Nah, salah satu yang termasuk bentuk pola pembinaan kader di Pemuda Persis itu adalah mukhayyam. Yang di tingkat Pimpinan Pusat dikemas dalam kegiatan bernama TITN (Temu Ilmiah dan Ta’aruf Nasional) yang di bulan september tahun 2024 ini tidak akan lama lagi akan segera dilaksanakan. Tiada lain tujuan dari TITN tersebut adalah untuk menguatkan mentalitas kepemimpinan kader, soliditas jam’iyyah, dan sinergitas dakwah dengan berbagai elemen keumatan dan kebangsaan. TITN ini juga menjadi forum silaturahmi, kolaborasi, dan rekreasi kader Pemuda Persis. Sekaligus juga ditempatkan sebagai ruang pembinaan dan pembuktian kualitas kader baik secara jasadiyah, ruhaniyah, fikriyah, dan amaliyah.
Maka oleh karena itu, kami mengajak kepada para anggota dan pimpinan Pemuda Persis di seluruh Indonesia, mari kita jadikan momentum TITN Pemuda Persis 2024 ini sebagai ajang pembinaan kader juga sekaligus sebagai ajang pembuktian sejauh mana hasil pembinaan para pimpinaan terhadap anggotanya, dari mulai aspek akidah, ibadah dan akhlaknya, sebagai bekal guna mengukur kesiapan dan kekuatan kita dalam mengemban misi sebagai pelanjut dakwah yang bertujuan agar dakwah dalam menegakkan al-Qur’an dan as-Sunnah tetap berkelanjutan hingga Allah Swt. memenuhi janji-Nya, memberikan pertongan dan kebahagiaan kepada kita semua.
Akan tetapi tujuan tersebut di atas mustahil akan terwujud tanpa dibarengi dengan kesabaran dalam melaksanakan setiap ketaatan baik kepada Allah dan Rasul-Nya, juga kepada pimpinan kita, dalam hal yang kita sukai atau pun yang tidak kita sukai. Juga tidak akan terwujud jika tanpa dibarengi keteguhan iman kita untuk tetap berada di jalan Allah (fi sabilillah), dalam mengahadapi segala godaan dan rayuan duniawi sehingga kita akan terhindar dari penyesalan dan kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Walillahil hamdu wa minnah
“Buktikan Hasil Pembinaan, Wujudkan Kesabaran dan Keteguhan dalam Ketaatan”