Muskerwil III PW PERSIS Yogyakarta Bahas Tantangan dan Peluang Dakwah Digital

oleh Dr. Ihsan Setiadi Latief

22 Desember 2024 | 14:14

Dokumentasi Infokom PP PERSIS

Yogyakarta, persis.or.id – Dakwah Islam tidak lagi terbatas pada mimbar dan masjid. Seiring perkembangan teknologi, dakwah kini meluas ke ranah digital, membuka peluang besar untuk menjangkau lebih banyak orang dari berbagai latar belakang. Hal ini menjadi fokus utama dalam Musyawarah Kerja III Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (Persis) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang digelar di Kantor Pimpinan Wilayah, Ahad (22/12).


Ketua Bidang Infokom PP Persis, Dr. Ihsan Setiadi Latief, M.Si., menyampaikan bahwa dakwah adalah ajakan untuk beriman dan taat kepada Allah dengan tetap berpegang pada aqidah, syariat, dan akhlak Islam. Dalam konteks modern, dakwah tidak hanya disampaikan secara lisan, tetapi juga melalui media digital yang terus berkembang.


“Media digital hanyalah metode. Sebagus apa pun bentuknya, tanpa keteladanan nyata dan gerakan dakwah bil hal yang konkret, semua itu akan sia-sia,” ujar Dr. Ihsan.


Sebagai kota pelajar dan daerah pariwisata, Yogyakarta memiliki tantangan sekaligus keunikan tersendiri dalam pendekatan dakwah. Kota ini dihuni oleh masyarakat yang beragam dari segi budaya, agama, dan usia.


Menurut Ust. Yusuf, Ketua Pimpinan Wilayah Persis DIY, keberagaman ini adalah potensi besar yang harus dikelola dengan pendekatan dakwah yang inklusif dan relevan.


“Yogyakarta adalah kota dengan karakteristik unik. Dengan strategi dakwah digital yang tepat, kita bisa menjangkau masyarakat luas, baik warga lokal maupun pelajar dari berbagai daerah,” ujar Ust. Yusuf.


Dakwah digital dinilai sebagai salah satu solusi efektif untuk menyampaikan pesan Islam di era modern. Melalui platform media sosial, video dakwah, dan aplikasi berbasis Islam, ajaran agama dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Namun, keberhasilan dakwah digital tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada substansi pesan yang disampaikan dan sikap para dai dalam kehidupan nyata.


Dr. Ihsan menekankan pentingnya keberimbangan antara dakwah digital dan dakwah langsung di tengah masyarakat. “Dakwah yang hanya fokus pada dunia digital tanpa dibarengi dengan praktik nyata di kehidupan sehari-hari tidak akan memberikan dampak signifikan. Kombinasi keduanya harus menjadi perhatian,” tegasnya.


Dengan tema “Dakwah Digital di Yogyakarta,” Musyawarah Kerja III ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi Persis DIY untuk mengembangkan metode dakwah yang adaptif dan inovatif. Ust. Yusuf optimis bahwa dakwah digital akan menjadi penguat dakwah konvensional di Yogyakarta.


“Kami menyambut baik tema ini dan berharap dakwah digital dapat diterapkan secara efektif di Yogyakarta, sehingga ajaran Islam dapat tersebar lebih luas dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Ust. Yusuf. []

BACA JUGA: Sejarah berdirinya Persis di Yogyakarta