Jakarta, persis.or.id - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) mengimbau seluruh lapisan masyarakat agar menjadikan ajang Pemilu 2024 ni sebagai momentum untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PP PERSIS Persis, Dr. K.H. Jeje Zaenudin, M.Ag.
Menurutnya, Pemilu seharusnya berfungsi sebagai perekat perbedaan pilihan politik di tengah masyarakat yang beragam suku, agama, dan budaya (multikultural).
Pemilu merupakan salah satu mekanisme dan proses suksesi kepemimpinan nasional yang diterapkan di banyak negara yang menganut sistem musyawarah dan demokrasi.
"Indonesia termasuk salah satu negara yang menjalankan sistem musyawarah atau demokrasi," kata Ustaz Jeje dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).
Menurutnya, dalam Pemilu, persaingan antar kandidat atau calon pemimpin yang akan dipilih adalah hal yang wajar.
Namun, dampak dari Pemilu sering menimbulkan konflik bahkan perpecahan antar pendukung kandidat.
Agar dapat menghindari atau meminimalisir perpecahan masyarakat akibat perbedaan pilihan, Ustaz Jeje menyarankan adanya edukasi politik bagi masyarakat.
"Hajatan Pemilu nasional harus menjadi sarana menyatukan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara," tambah Ustaz Jeje.
Dalam Pemilu, masyarakat tidak seharusnya dipaksa untuk menyatukan pilihan kepada salah satu calon pemimpin.
Namun, masyarakat diharapkan menyatukan persepsi tentang tujuan dan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan falsafah dan ideologi negara yang telah disepakati oleh para pendiri negeri ini.
Menurutnya, meskipun pilihan pemimpin berbeda, semua calon pemimpin yang terpilih wajib bersatu dan memiliki tujuan serta cita-cita yang sama.
Terutama dalam memajukan kehidupan bangsa sesuai dengan ideologi negara yang berbasis nilai-nilai agama.
Selain itu, masyarakat pemilih diharapkan untuk saling menghargai dan memberikan dukungan kepada calon pemimpin yang dipilihnya dengan cara yang baik.
Ustaz Jeje menegaskan bahwa tidak boleh ada upaya menjelekkan atau merendahkan calon pilihan orang lain.
Selain itu, para calon pemimpin juga diharapkan dapat memastikan bahwa siapapun yang terpilih dari mereka akan melaksanakan ideologi, cita-cita, dan tujuan berbangsa dan bernegara.
Yakni untuk mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, damai sejahtera, kuat, dan bersatu, selamat dunia dan akhirat, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur, negeri yang subur, makmur, dalam naungan ampunan Tuhan.
"Dengan demikian, insyaa Allah, meskipun dalam Pemilu setiap pihak bersikeras dengan pilihannya masing-masing, akan tetap kokoh bersatu dalam kesamaan tujuan," tutup dia. (/HL)
[]