Bandung - persis.or.id, Akhir-akhir ini pengguna gadget diramaikan dengan Aplikasi Penua Wajah atau FaceApp, dengan yang sebelumnnya ada Aplikasi untuk membuat wajah imut, mungkin saja nanti akan muncul lagi Aplikasi-aplikasi yang lebih aneh dan unik.
Hal-hal baru seperti ini memang tidak bisa dihindarkan pada dewasa ini, orang-orang yang kreatif terus membuat penemuan-penemuan baru, dengan ditambah kondisi zaman yang modren mendorong manusia agar terus menciptakan hal-hal baru, pelakunya tidak lain adalah anak-anak muda yang dikategorikan gen Y (Milenial), karena kelebihan dari sifatnya yang besar akan keingintahuannya.
Namun fenomena ini haruslah digarisbawahi oleh siapapun terkhusus bagi yang menggunakan, bagaimana dampak manfaat atau madhorotnya bagi pengguna aplikasi itu, jika tidak bijak dalam menggunakannya maka akibat yang didapat adalah ketidakbaikan, namun apabila digunakan dengan bijak maka akibat yang didapat adalah kebaikan pula.
Jika dipergunakan untuk permainan semata, hanya ingin mempertontonkan bagaimana muka yang sudah dipakai App tersebut kemudian di publikasikan di media social (secara umum), maka akan menjadi konsumsi public yang tidak menutup kemungkinan akan menjdi bahan pelocoan, guyonan atau bahan lelucon yang akan berdampak negative. Namun jika dipergunakan untuk bahan renungan atau intropeksi diri bahwa dirinya pasti/akan mengalami tua, itu akan lebih bagus dan bermanfaat, dan kemudian tidak di publis secara umum di media social tapi hanya untuk konsumsi pribadinya.
Bahwa anak muda sekarang banyak sekali godaaan-godaan yang membuatnya menjadi gagal focus terhadap apa yang semestinya dilakukan dan dikerjakan, apalah jadinya jika sudah demikian terjadi secara massif, lambat laun apa yang semestinya dilakukan dan dikerjakan akan terkikis secara perlahan-lahan dengan hal-hal baru yang dihadapkannya, apalagi jika hal itu tidak ada manfaat dan gunanya sama sekali bagi dirinya saat ini dan masa depannya,
Bersikap waspada dan tidak mudah terbawa adalah bagian dari prilaku bijak, yaitu dengan mengedepankan sikap tabayyun, mengamati dan mengukur terlebih dahulu sebelum membuat keputusan yang akan menimbulkan tindakan, ketimbangan bersikap mudah terbawa hal-hal baru yang belum jelas manfaat/madhorotnya, itu akan lebih baik untuk menjaga diri. Bersikap waspada bukan berarti menutup diri untuk mengetahui hal-hal baru yang terus berkembang di dunia ini, namun lebih kepada menjaga dalam berprilaku dan bertindak, agar tidak salah kaprah dan menghindari hal-hal yang menimbulkan kemadhorotan.
Jiwa seorang muda tidaklah identic dengan prilaku yang banyak santai atau berdiam diri, karena sedikitnya ada beberapa kasus yang terjad dikalangan kaula mudai bahwa waktu yang panjang hanya habis dipergunakan untuk memanikan gadget yang ada aplikasi permainannya, sedang prilaku yang bermanfaat kadang pula ditinggalkan dan dilalaikan. Apalagi hari ini yang terus kemudian bermunculan aplikasi-aplikasi baru yang dikhawatirkan sama terjadi makin mebawa madhorot bagi kaula muda.
Namun jiwa muda haruslah enerjik dan banyak bergerak dalam rangka berprilaku dan bertindak untuk membangun hal-hal positive yang dapat mendatangkan kebaikan bagi dirinya ataupun secara lebih luas bagi lingkungan yang didiaminya, didiklah diri kita dengan sebaik-baiknya jangan sampai diri kita didik oleh zaman, zaman yang sedang tidak baik-baik saja bagi orang yang tidak bijak, dan zaman yang sedang dalam keadaaan carut-marut.
Jadikanlah cermin ketika tua nanti sebagai tolak ukur bagaimana kita diusia muda sekarang, jangan sampai di usia tua nanti adalah gambaran yang menyeramkan, karena sejatinya bagi yang usianya panjang masa tua akan dihadapinya dan dirasakannya.
Oleh ; Arman Nurhakim Maulana - (Ketua Umum Ikatan Pelajar Persis)