Pakar Ungkap Kondisi Ekonomi dalam Diskusi Penyerta Muktamar X HIMI PERSIS

oleh Reporter

17 Maret 2023 | 07:16

Bandung, persis.or.id - Jelang pembukaan Muktamar X Himi PERSIS, panitia pelaksana menggelar diskusi publik sebagai kegiatan penyerta.

Diskusi bertajuk "Mahasiswa dan UMKM di Era Masyarakat Ekonomi dan Ancaman Resesi" ini menghadirkan dua narasumber pakar.

Yakni Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dan Ahmad Najib Qodratullah, S.E, M.A. selaku anggota DPR RI Komisi XI Jawa Barat II.

Pengangkatan isu ekonomi dalam diskusi tersebut, karena ekonomi termasuk salah satu indeks pembangunan Indonesia.

Dan hal tersebut dihadirkan dalam ruang diskusi agar para kader Himi PERSIS ikut bergerak dalam ekonomi keumatan, terutama dari sisi UMKM.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anisa Nurhakim, S.H selaku Ketua Umum PP Himi PERSIS jelang pembukaan Muktamar X Himi PERSIS.

Dirinya berharap, Himi PERSIS menjadi organisasi pergerakan mahasiswa perempuan yang juga ikut andil dalam pergerakan ekonomi umat.

"Mahasiswa adalah kaum intelektual yang juga harus melek ekonomi. Sebab, ada tantangan besar di dalamnya. Sehingga kita akan lebih maju dan dapat menghadapi tantangan resesi ke depan," ujarnya, Jumat (17/03/2023).

Dalam pemaparannya, Erwin Gunawan mengatakan bahwa di bawah bayang-bayang ancaman resesi, Indonesia nyatanya tetap memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5% tahun ini.

“Himi PERSIS kelak akan menjadi pemimpin, sehingga harus mengetahui kondisi ekonomi yang ada saat ini, yang dapat dikaitkan dengan UMKM,” ujarnya.

Dirinya pun menjelaskan mengenai kondisi ekonomi nasional hingga regional Jawa Barat. Dan salah satu hal yang menjadi penopang pertumbuhan di Jawa Barat adalah kehadiran UMKM yang memegang peran strategis.

Sebab, UMKM hingga saat ini memiliki potensi sebagai penggerak perekonomian. Meski saat ini UMKM juga masih terkendala dengan adanya potensi resesi ekonomi pada 2023.

“Beberapa tantangan yang harus diantisipasi dalam menghadapi inflasi adalah perubahan cuaca, tensi geopolitik yang mulai mengganggu supply chain, hingga pencabutan PPKM,” tambahnya.

Mengenai inflasi juga mendapat sorotan dari Ahmad Najib. Menjadi anggota DPR RI membuatnya harus mendengar kondisi masyarakat langsung di lapangan.

Oleh karena itu, dirinya berharap adanya kebijakan pemerintah untuk memberikan tindakan antisipasi, dari pada terus mengabarkan tentang kabar resesi pada masyarakat.

“Saya telah mengimbau kepada pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, bukan menebarkan banyak kekhawatiran,” ungkapnya.

Sebab menurutnya, masyarakat Indonesia cukupu adaptif, yang dapat menjadi modal untuk lepas dari belenggu resesi hingga inflasi.

“Saat ini tidak sedikit aplikasi yang menunjukkan inovasi. Ini adalah jawaban mengapa Indonesia dapat tetap tumbuh, tentunya selain dari adanya kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia,” tandasnya.

Para peserta diskusi tampak mengikuti kegiatan dengan serius, hingga berebut untuk memberikan pertanyaan kepada narasumber. Kegiatan pertama itu pun ditutup dengan foto bersama.

[]

Reporter: Fia Afifah

Reporter: Reporter Editor: admin