KBB, persis.or.id – Pimpinan Cabang (PC) PERSIS dan PERSISTRI Cipendeuy menggelar Musyawarah Cabang VII dan VIII di Pesantren PERSIS 152 Al-Azhar Cijagra, Ahad (06/02/2022).
Musyawarah Cabang yang digelar oleh PERSIS mengusung tema "Berjam'iyyah dengan Ruhul Da'wah dan Ghiroh Tarbiyyah," sedangkan PERSISTRI mengusung tema "Menuju Persistri yang Berakhlakul Karimah dengan Bingkai Almar'atus Sholihah."
Keduanya dilaksanakan secara luring dan dihadiri oleh beberapa tamu undangan, di antaranya PW PERSISTRI Jabar, PD PERSIS dan PERSISTRI Kab. Bandung Barat, PC PERSIS Cikalongwetan, serta pemerintah setempat.
Ketua Panitia Pelaksana Muscab, Usman Solehudin mengatakan bahwa Muscab ini menjadi proses agar hidup senantiasa ada dalam barisan jamiyyah Al-Qur'an dan Sunnah.
Sedangkan Ketua PC PERSIS Cipeundeuy Ust. Oon Syehabudin dalam sambutannya menyampaikan terkait perjalanan jamiyyah di Cipeundeuy yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh antara warga masyarakat dengan kehidupan Al-Qur'an dan Sunnahnya.
"PC Persis Cipeundeuy didirikan oleh para orang tua yang peduli akan dakwah sebagai tugas mulia manusia. Maka, hari ini tugas kita adalah menjaga dan meneruskan perjuangannya," Sambungnya.
"Kita sama-sama berjuang untuk menegakkan kehidupan Islam walaupun dalam organisasi yg berbeda," tutupnya.
Dalam kesempatannya, Pemerintah Cipeundeuy yang diwakili oleh Kadus setempat menyampaikan sambutannya.
"Mari kita sama-sama menjaga Cipeundeuy ini agar tetap kondusif dan aman dalam menjalankan setiap aturan berislam"
Sambutan diakhiri oleh Ketua PD PERSIS KBB yakni H. Uus Firdaus. Ia menyampaikan bahwa salah satu ciri hadirnya ruh PERSIS adalah tetap terselenggaranya pendidikan dan dakwah dalam kondisi apapun.
Menurutnya, sejak didirikannya, PERSIS fokus di bidang pendidikan dan dakwah. Dari sanalah yang menjadi pokok untuk dapat melebarkan sayap kepada ekonomi, sosial, dan politik.
"Dalam berjamiyyah, yang senantiasa harus disegarkan dan dibarukan adalah niat keikhlasan," sambungnya.
H. Uus juga menyampaikan nasihat bahwa mendapatkan pahala itu tak selamanya dari melakukan aktifitas. Adakalanya dengan diamnya, bagi umat Islam itu bisa menghasilkan pahala.
(Pusdapi/dh)