Bandung - persis.or.id, Salah satu narasumber dari Dirjen PAUD Kemdikbud RI, Dr. M. Nuh Raharjo, menyebutkan bahwa pendidikan terpenting itu bukan di perguruan tinggi tetapi saat seseorang berada di usia dini, hal itu disampaikan dalam acara seminar dan pelatihan yang digelar oleh PP Persistri, rabu (07/12/2016).
Pak Nuh melanjutkan, usia dini merupakan masa keemasan yang terjadi 1 kali dalam seumur hidup. Kesiapan pendidikan dan perkembangan di jenjang berikutnya ditentukan ketika anak berusia 0 sampai 4 tahun. "Jika tak diperhatikan akan ada lost generation. Namun Jika terus dieksplorasi dan diayomi maka perkembangan otak dan kepribadiannya akan lebih matang", terangnya.
Pak Nuh pun menghimbau, pendidikan mesti diberikan sejak dalam kandungan, terutama dalam masa emas yakni 1000 hari pertama sebab hal tersebut menentukan perkembangan anak. "Jika ini tak diperhatikan dengan baik maka konsekuensi buruk akan kita terima di kemudian hari", imbuhnya.
Beliau menekankan agar memperhatikan pengasuhan dan pendidikan saat anak di usia dini. "Di PAUD harusnya bermain sambil belajar, jangan ingin langsung bisa atau bahkan dipaksakan bisa calistung. Daya tahan mereka di masa selanjutnya akan menurun, sebab masa bermain mereka dirampas", jelasnya.
"Alih alih ada bonus demografi, tetapi jika kita tak sadar dan peduli akan peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini, jangan-jangan akan ada bencana demografi, bukan bonus demografi. Sebab itu, pemerintah akan terus memberikan bantuan operasional untuk PAUD", pungkas Pak Nuh. (HL/TG)