Balikpapan, persis.or.id - (130723) – Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Islam (PP PERSIS) mendapatkan undangan dari OIC Youth Indonesia untuk mengikuti rangkaian Organization Islamic Cooperation Cultural Activity (OIC-CA) 2023 yang diselenggarakan di Indonsia.
OIC-CA ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi. Untuk 2023 ini, Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggara.
OIC-CA 2023 ini melibatkan peserta dari dua kategori yang terdiri dari 56 negara anggota OKI. Pertama adalah delegasi dari luar negeri yang terdiri dari perwakilan pengurus OKI, duta besar negara Islam dan perwakilan Pemuda OKI dari berbagai negara.
Beberapa delegasi dari luar negeri yang hadir di antaranya dari Saudi Arabia, Turki, Banglades, Nigeria, Kamerun, Sudan, Uganda, Malaysia, Brunei Darussalam, Mozambiq, Marokko, Palestina, Libya, Qatar dan Yaman.
Sementara delegasi dari dalam negeri merupakan perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, perwakilan beberapa universitas di Kalimantan Timur dan perwakilan beberapa organisasi pemuda dan organisasi kemahasiswaan tingkat nasional.
OIC-CA 2023 ini dilaksanakan di dua tempat, yakni pada 07 Juli di DKI Jakarta, dan pada 08-14 Juli dilaksanakan di Kalimantan Timur.
Dengan mengambil tema “Embrace Diversity and Harmony for the Brighter Future Society”, OIC-CA 2023 dirasa sangat penting karena bisa menjadi ajang promosi untuk mengenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat dunia, khususnya sesama anggota OKI.
Di hari pertama acara diawali dengan safari ke Masjid Istiqlal Jakarta danditeruskan dengan salat Jum’at. Setelah jamuan makan siang, rombongan peserta OIC-CA 2023 selanjutnya menyambangi Gereja Katedral Jakarta yang letaknya persis bersebarangan dengan Masjid Istiqlal.
Setelah itu, perjalanan dilanjut ke anjungan Jawa Timur yang ada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sambil menyaksikan beberapa penampilan seni budaya khas Jawa Timur. Kemudian rangkaian acara hari pertama ditutup di Balaikota Provinsi DKI Jakarta.
Adapun sejumlah agenda yang dilakukan di Kalimantan Timur yaitu: pertama, Introducing TIFAF, yaitu memperkenalkan festival tahunan di Kabupaten Kutai Kartanegara yakni Tenggarong International Folk and Art Festival (TIFAF) sebagai bentuk pelestarian kebudayaan sekaligus sebagai wadah untuk studi banding kebudayaan.
Kedua, model OIC Simulation, melaksanakan agenda diskusi dengan tema “Embracing Diversity and Advancing Harmony for the Brighter Future Society”.
Kegiatan ini mencakup pelatihan akademik dan simulasi dengan melibatkan perwakilan pemuda dalam diskusi.
Ketiga, Islamic Cultural Diversity Event, merupakan panel diskusi dan FGD dengan tema “Embracing Diversity and Advancing Harmony for the Brighter Future Society”, sebagai ajang promosi keragaman budaya dan kerukunan antaragama yang ada di Indonesia.
Keempat, Interactive Talkshow, pelaksanaan talkshow di sejumlah universitas dengan pembahasan tema tentang budaya baru di era globalisasi, mengeksplorasi pengertian peran budaya dalam perdamaian, toleransi dan dialog antaragama.
Di antara universitas yang jadi lokasi adalah Universitas Mulawarman, Universitas Balikpapan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dan Universitas Islam Negeri Samarinda.
Kelima, Reception with The Sultanate of Kutai Kartanegara Ing Martadipura, mengajak peserta belajar sejarah dan warisan budaya Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Mengetahui tentang peradaban Islam dan dan dampaknya terhadap budaya lokal setempat.
Keenam, City Tour, mengeksplorasi budaya, agama dan lingkungan setempat dengan kunjungan ke Desa Budaya Pampang, Maha Vihara Sejahtera Maitreya (Buddhist Center) dan Baitul Muttaqien Mosque (Islamic Center) Samarinda.
Ketujuh, Visiting Pesantren (Islamic Boarding School), kunjungan ke pesantren untuk mendukung kegiatan dialog, berkolaborasi dan saling memahami antar sesama komunitas Muslim.
Kedelapan, East Kalimantan Muslim Festival, melakukan perayaan pelantikan lima tahun gubernur dengan menampilkan kegiatan budaya seperti, bazar UMKM halal, promosi wisata halal, pekan busana Muslim Kaltim, Youth Innovation Fair, pertunjukan seni budaya dan kuliner tradisional.
Dan pada akhir kegiatan, rangkaian acara ditutup dengan penanaman pohon di lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Acara ini sangat berkesan. Selain karena bisa menyaksikan keragaman budaya daerah yang ditampilkan secara langsung, OIC-CA 2023 juga secara tidak langsung bisa menjadi wasilah dalam bertukar informasi (sharing) dengan berbagai gelegasi dari negara-negara anggota OKI,”jelas Kin-kin Syamsudin, Kabid Dakwah PP Pemuda PERSIS.
Meskipun dalam waktu yang cukup singkat, kata dia, setidaknya ada gambaran umum tentang bagaimana model dan rupa serta berbagai problem yang terjadi di masing-masing negara muslim.
Menurutnya, yang tak kalah penting dari diskusi dan dialog-dialog yang dilakukan selama rangkaian OIC-CA 2023 ini, kalangan pemuda muslim dari berbagai negara bisa ikut memikirkan sekaligus menyodorkan solusi untuk berbagai yang tengah dihadapi oleh dunia Islam khususnya.
[]
Kontributor: PP Pemuda PERSIS
Editor: FiaAfifah