PP PERSIS Tekankan Pentingnya Sinergi Umat dalam Silaturahmi dengan Menag

oleh Henri Lukmanul Hakim

20 September 2025 | 15:55

PP PERSIS Tekankan Pentingnya Sinergi Umat dalam Silaturahmi dengan Menag

PP Persis Tekankan Pentingnya Sinergi Umat dalam Silaturahmi dengan Menag


Jakarta, persis.or.id - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) menghadiri kegiatan Temu Silaturahmi Menteri Agama RI dengan Ormas Islam. Bidgar Hubungan Antar Lembaga dan Organisasi PP Persis, Ustaz Beben Mubarok menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas terjalinnya pertemuan antar pimpinan organisasi Islam dengan jajaran Kemenag RI.


"InsyaAllah harapan kami dengan pertemuan ini bukan hanya silaturahmi saja, tetapi bagaimana seluruh komponen bangsa dapat bergerak, berkolaborasi untuk menjaga bangsa, negara, dan umat dari berbagai anasir yang dapat menyimpangkannya," kata Ustaz Beben di rumah dinas Menag RI di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).


"Mudah-mudahan bangsa kita dijadikan sebagai baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur. InsyaAllah itu harapan kami dan harapan kita semuanya," sambungnya.


Lebih jauh, Ustaz Beben mengungkapkan bahwa Persis siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk Kemenag RI. Menurut dia, dalam menghadapi berbagai tantangan dakwah yang kompleks, umat Islam tidak bisa berjalan secara fardiyah, perlu 'amal jama'i dan sinergitas secara berkelanjutan.


"Sebagaimana namanya Persatuan Islam, mudah-mudahan mempersatukan seluruh umat Islam," ujarnya.


Pada kesempatan sama, Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar, menyatakan komitmennya untuk mempererat komunikasi dengan organisasi kemasyarakatan Islam melalui pertemuan rutin. "InsyaAllah komunikasi kita seperti ini semakin sering. Kita akan laksanakan sebulan sekali via zoom dan per tiga atau empat bulan sekali secara offline," ujarnya.


Prof Nasaruddin mengajak semua Ormas Islam untuk bersama-sama merumuskan road map atau peta jalan umat Islam dalam menghadapi berbagai perkembangan masa depan. Menurutnya, penting bagi umat Islam untuk tidak ketinggalan informasi.


Dalam pertemuan tersebut, ia menjelaskan bahwa setiap dua pekan sekali sudah dilaksanakan zoom bersama Kanwil, guru, dan dosen untuk berbagi informasi penting. "Termasuk bagaimana mereka dapat cepat mengakses informasi-informasi, seperti bantuan nelayan, koperasi Merah Putih, dan ratusan ribu hektar lahan sawit yang akan dikembalikan kepada masyarakat," tambah Menag.


Selain membahas akses informasi, Prof Nasaruddin juga mengajak ormas untuk memberikan masukan terkait persoalan sosial di tengah umat, khususnya mengenai fenomena perceraian yang menjadi permasalahan serius. "Setiap tahun ada dua juta pasang menikah dan tiga persennya cerai, ini tentu saja akan menimbulkan masalah-masalah baru," ujarnya.


Data menunjukkan bahwa rata-rata perceraian terjadi pada usia pernikahan di bawah lima tahun dan didominasi oleh perceraian gugat. Salah satu contoh konkret adalah kondisi di Jakarta Timur, di mana antrian para wanita yang ingin menceraikan suami semakin banyak.


Menag turut memaparkan data dari BPS mengenai kekerasan seksual, ia menyebutkan bahwa tiga dari lima anak perempuan sudah melakukan hubungan suami-istri dan melakukan aborsi, yang menjadi indikator masalah sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Ia juga menyampaikan dua penyebab utama perceraian yang perlu disikapi bersama.


Pertama, perceraian karena murtad atau konversi agama. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran adanya proses deislamisasi melalui perkawinan. Kedua, masalah HIV/AIDS yang juga menjadi faktor penyebab perceraian.


Di antara pimpinan ormas yang hadir yaitu PP Persis, Rabithah Alawiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Majelis Dakwah Islam (MDI), Himpunan Bina Mualaf Nasional Indonesia, PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, PB Mathlaul Anwar, Nahdlaltul Wathan, DPP Perhimpunan Al-Irsyad, Persaudaraan Imam Masjid, Wahdah Islamiyah, dan Syarikat Islam.


PB Wanita Al-Irsyad, PP Muslimat Nahdlatul Ulama, PP Wanita Islam, PP Aisyiyah, ICMI, Persaudaraan Muslimah (Salimah), Forum Silaturahmi Umi Muslimah, Wanita Perti, DPP Parmusi, PP Bakomubin, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, PUI, PB Al-Khairat, MUPI, PB PMII, Majelis Nasional KAHMI, dan Al-Ittihadiyah.

BACA JUGA: Menag RI dan Menhaj Saudi Bertemu di Masjidil Haram, Bahas Haji dan Pemberdayaan Umat