Bandung, persis.or.id - PP Persistri berkolaborasi dengan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia menyelenggarakan Seminar Kolaborasi Catur Pusat Pendidikan dalam Penguatan Karakter Generasi Emas secara Holistik dan Integratif pada tanggal 18 Desember 2024, bertempat di Hotel Savoy Homann.
Kegiatan ini berlangsung secara hybrid. Peserta luring berjumlah 180 orang yang berasal dari perwakilan di tiga provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, serta perwakilan perguruan tinggi Persis dan pimpinan IPTK PAUD Persis.
Sementara itu, peserta daring berasal dari pimpinan dan anggota Persistri di seluruh Indonesia serta peserta umum lainnya.
Acara ini dibuka oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter, Ibu Rusprita Putri Utami, Ketua Umum PP Persistri, Dra. Lia Yuliani, M.Ag., dan secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Atip Latipul Hayat, S.H., LL.M., Ph.D.
Ketua Umum Persistri, Dra. Lia Yuliani, M.Ag., dalam sambutannya pada seminar tersebut menekankan pentingnya pendidikan karakter yang holistik dan integratif untuk menghadapi tantangan era digitalisasi. Persistri berkomitmen memperkuat ketahanan keluarga dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat, dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Menurut beliau, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini melalui pembiasaan baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar. Peran guru sangat vital sebagai teladan dalam membentuk karakter peserta didik. Persistri juga mengelola PAUD di 21 provinsi untuk menanamkan nilai-nilai karakter sejak usia dini.
Dengan kerja sama bersama Puspeka Kemendikdasmen RI, seminar ini bertujuan mendorong implementasi nilai-nilai pendidikan karakter di berbagai daerah untuk melahirkan generasi emas yang beradab, berkepribadian, dan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis.
Dalam sambutannya, Prof. Atip Latipul Hayat menyampaikan pentingnya penguatan pendidikan karakter sebagai isu strategis yang harus dilakukan secara holistik melalui kolaborasi antara sekolah, keluarga, masyarakat, dan media (catur pusat pendidikan).
"Keluarga adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak, sehingga peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter," ujar beliau.
Beliau juga menyoroti urgensi pencegahan kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual dan bullying, yang menjadi masalah serius dan harus segera ditangani dengan melibatkan semua pihak.
"Kekerasan terhadap anak, terutama kekerasan seksual dan bullying, adalah masalah serius yang membutuhkan tindakan segera dari semua pihak," tegasnya.
Selanjutnya, Prof. Atip menekankan pentingnya literasi digital dan peran media sosial dalam pembentukan karakter anak.
"Media sosial memiliki peran besar dalam pembentukan karakter anak, sehingga pengawasan dan literasi digital menjadi sangat penting."
Terakhir, beliau menyampaikan bahwa cita-cita Indonesia Emas 2045 membutuhkan pendidikan karakter sebagai bagian dari transformasi sosial menuju Indonesia yang makmur dan berdaya saing pada tahun 2045.
"Penguatan pendidikan karakter adalah bagian dari transformasi menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.
BACA JUGA: PP Persistri Hadiri Workshop Need Assesment Penegerian RA oleh Kemenag RI