Tasikmalaya - persis.or.id, Pesantren Persatuan Islam 67 Benda - Tasikmalaya kembali menyelenggarakan Daurah Tahfidz Al-Quran bagi para santrinya. Sebanyak 730 santri, terdiri dari 379 santri putra dan 351 santri putri mengikuti acara tersebut. Acara Daurah Tahfidz Al-Quran secara resmi dibuka oleh Pimpinan Daerah Persis Kota Tasikmalaya, diwakili oleh Abu Alifa
Acara Daurah Tahfizul Quran ini dimulai dari tanggal 24 Juli sampai 2 September 2016. H. Arif Rahman Shiddiq salah satu pengurus pimpinan pesantren Benda menuturkan bahwa acara ini khusus untuk para santri pesantren Persis 67 Benda, untuk mempersiapkan para penghafal al-Quran. Pihak pesantren menghadirkan 71 para muhafidz dan 40 muharrik.
Putra sulung KH.Shiddiq Amien itupun menerangkan bahwa sebagian dana itu didapat dari orang tua santri dan sebagian dari para aghniya serta donatur. "Nampaknya orang tua dari santri sangat mendukung adanya acara tersebut. Mereka berharap dan bangga anaknya menjadi hafidz/hafidzah al-quran lanjutnya", ujar Ust. Arif.
Pimpinan Pusat Persis mendukung terselenggaranya kegiatan Daurah Tahfidz ini. Ketua Umum PP Persis, KH. Aceng Zakaria menyatakan dukungannya dan siap hadir dalam acara Wisuda Santri/ Hafidz Award yang sudah diagendakan pada hari Ahad 4 September 2016 mendatang. " Ini merupakan terobosan baru dan Rancabango pun tahun depan harus mengikuti kegiatan seperti ini",sahut KH. Aceng Zakaria
Untuk menjadikan Program Tahfidz ini menjadi program unggulan, pihak pesantren sudah membentuk Tim Kurikulum dan melakukan perbaikan dari kurikulum yang sudah ada. "Perubahan dan perbaikan kurikulum ini berdampak pada waktu KBM dimana kami harus terus menjaga Hafalan seluruh santri, sehingga selesai Dauroh 40 Hari mereka akan dilanjut di tengah Kegiatan Belajar Mengajar akan ada 3 kali Muroja'ah dlm sehari yaitu pagi setelah Shubuh, siang selepas sholat dhuhur dan makan, sore 1 jam sebelum Maghrib", kata Ust. Arif.
Pesantren Persis 67 itupun berencana tidak akan mengadakan UTS atau UAS sampai muncul nilai Tahfidz yang diambil dan siserahkan ke masing-masing asatidz disesuaikan dengan mata pelajaran yang diampu. Sehingga tidak ada istilah gara-gara ada Daurah Tahfidzul Quran, pelajaran yang lain tertinggal. (HL & TG)