Di tengah hiruk pikuk nya Bangsa Indonesia menghadapi tahun politik, tiba-tiba beredar video puisi Sukmawati Soekarnoputri, yang tidak hanya membuat gerah banyak orang, tapi juga membuat marah umat Islam.
Bagaimana tidak, beberapa bait puisi itu, jelas-jelas berbau sara, provokatif, dan melukai umat Islam.
Dia ungkap, dalam bait puisinya yang berjudul, "Ibu Indonesia" itu.
Inilah kutipan aslinya: Ibu Indonesia
—----
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
—------
Beberapa bait puisi tadi menunjukkan sebuah kebencian pada umat mayoritas di negeri ini, juga ungkapan kejujuran, bahwa dia tidak tahu syari'at Islam.
Sebagai seorang muslim, bila memang tidak tahu tentang syari'at Islam, belajar lah, bukan malah "murang-maring" yang diungkap dalam bait puisi.
Tidak ada kata terlambat buat belajar hatta untuk dia yang sudah beruban. Tapi bila memang dia berpura-pura tidak tahu dan berniat menebar kebencian, tunggu lah adzab Allah di dunia serta akhirat kelak.
Kata-kata mu kualitas dirimu. Putri Sang Proklamator itu kini layak disebut Sang Provokator, bila tidak segera bertobat dan menyampaikan permohonan ma'af.
Akhirnya, kami do'akan, mudah-mudahan Ibu segera mendapatkan hidayah dan juga husnul khatimah. Aamiin.
***
Oleh: Imas Karyamah M, Pd., Dosen STAI Persatuan Islam Bandung.