PW Hima-Himi PERSIS Yogyakarta Selenggarakan Kabah Gabungan, Isu Ekologi Jadi Sorotan

oleh Reporter

07 Juni 2022 | 22:59

Yogyakarta, persis.or.id – Himpunan Mahasiswa (Hima) dan Himpunan Mahasiswi (Himi) PERSIS melaksanakan acara Kaderisasi Anggota Baru Himpunan Mahasiswa/i Persatuan Islam (KABAH) bersama-sama, pada hari Selasa (02/06/2022) sampai Minggu (05/06/2022) di Pondok Pemuda Ambarbinangun, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta.

Dalam pembukaannya, Ketua PW Himi PERSIS DI Yogyakarta Syifa Nur Baetti Solihin mengutip penggalan ayat kesembilan dari surah An-Nisa. Menurutnya, dari ayat inilah secara tersirat Allah menegaskan untuk memupuk generasi selanjutnya.

(Ketua PW. Himi Persis D.I Yogyakarta, Syifa Nur Baeti. S, memberi sambutan kepada para peserta KABAH)

 

“Kaderisasi itu bukan sekadar pergiliran generasi saja, melainkan proses menyiapkan pelanjut generasi,” ungkapnya.

Syifa juga menegaskan bahwa acara KABAH yang dilaksanakan sampai Minggu (05/06/2022) ini, merupakan upaya para pengurus untuk menyiapkan para kader yang siap menghadapi tantangan dan perkembangan zaman.

“KABAH ini hadir, sebagai satu di antara ikhtiar mempersiapkan pelanjut estafeta. Sebab, jatah usia itu terbatas, tetapi perjuangan tak pernah mengenal batas,” lanjutnya.

Dalam acara KABAH yang bertajuk “Penanaman nilai-nilai Ulul Albab/Ulul Ilmi untuk Membentuk Kader yang Progresif dan Adaptif” ini, para peserta diharapkan menjadi kader yang loyal terhadap organisasi, dan dapat memajukan Persatuan Islam (PERSIS) dalam menghadapi perkembangan zaman, khususnya di Yogyakarta.

Faizal Fajar Mahdi selaku Ketua Pelaksana mengatakan, untuk memajukan PERSIS, seorang kader selain harus dipupuki nilai-nilai ulul albab dan ulul ilmi, juga harus menjadi sosok yang adaptif dalam menghadapi tantangan zaman, dan berusaha untuk merubah keadaan kepada yang lebih baik.

“Seperti yang diketahui, bahwa PERSIS memiliki stigma sebagai ormas yang keras dan menggunakan shock culture sebagai cara berdakwahnya, apalagi kaitannya di sini (Yogyakarta) sendiri, tentu akan sulit untuk menerapkan pola yang sama. Maka kami mengharapkan para kader dapat adaptif untuk menjawab dan menghadapi tantangan di Bumi Mataram ini sekarang, dengan catatan bernafaskan tauhid dan keislaman,” tuturnya.

Selain itu, menurutnya, sebagaimana arah gerak dari Pimpinan Wilayah Hima PERSIS sendiri, untuk menyongsong harapan ini dan memberi perubahan ke arah yang lebih baik, para kader diarahkan untuk menjadi seseorang yang psyhchology well-being dan financial well-being sebagai modal utamanya.

Materi-materi yang dihadirkan dalam acara KABAH, selain mengikuti pedoman yang diterbitkan oleh PP Himpunan Mahasiswa PERSIS dalam buku Pedoman Kaderisasi: Pendidikan, Pengembangan, dan Pemberdayaann Kader Hima Persis, KABAH Yogyakarta juga memberi muatan lokal untuk menunjang kader dalam berorganisasi di Yogyakarta, yang terkenal sebagai Kota Pendidikan.

Muatan lokal tersebut yaitu Manajemen Aksi dan Ekologi yang masing-masingnya disampaikan oleh Bintang Audi Saputra (Ketua Bidang Politik dan Hukum) dan Rizal Asad (Ketua Umum PW Hima PERSIS masa jihad 2021-2023). 

Diketahui belakangan, alasan mengapa manajemen aksi dimasukkan sebagai materi di dalam Hima adalah hakikat dari aksi itu sendiri, yang merupakan sebuah upaya untuk menyampaikan aspirasi dan merespon kebijakan yang dinilai tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Bintang Audi Saputra, Ketua Bidang Politik dan Hukum, menuturkan bahwa sebuah aksi atau demontrasi merupakan implementasi mahasiswa, dan aksi itu memiliki strategi dan polanya sendiri agar berhasil.

“Manajemen aksi tidak hanya sekadar turun ke jalan, lalu menggemborkan segala tuntutan yang ada. Lebih dari itu, ada cara-cara bagaimana aksi itu terlaksana. Seperti agitasi propaganda, manajemen konflik, manajemen situasi lapangan, dan seterusnya,” paparnya.

Kemudian materi ekologi, Rizal Asad selaku Ketua Umum PW Hima PERSIS masa jihad 2021-2023, menjelaskan bahwa isu terkait kealaman atau ekologi ini merupakan isu yang menarik dan sangat dekat masalahnya dengan kita.

(Ketua PW. Hima Persis D.I Yogyakarta, Rizal Asad, memaparkan materi perihal ekologi kepada para peserta)

 

“Setiap tahunnya, alam ini memiliki masalah yang tak selesai-selesai, dan itu disebabkan oleh kita sendiri (manusia). Bahkan hari ini bumi sudah tak lagi layak dihuni. Apa yang dihirup oleh kita, tanah yang hari ini kita injak sedanng krisis dan kesakitan,” pungkasnya.

Pria akrab yang dipanggil Asad itu, juga memaparkan meskipun materi ekologi ini sebagai materi tambahan KABAH dan pengenalan awal sebagai upaya mewujudkan grand design dari PW Hima PERSIS, tetapi juga menjadi ujung tombak dari berhasil atau tidaknya cita-cita Asad sebagai nahkoda untuk “menghijaukan” Hima PERSIS.

“Memang betul, materi ini merupakan materi tambahan untuk KABAH kali ini. Meskipun begitu, materi ini juga merupakan materi awal. Materi pengenalan untuk para kader mengetahui perihal isu ekologi, sekaligus mewujudkan grand design PW Hima PERSIS Yogyakarta,” katanya.

Sebagai anak dan bagian dari PERSIS, Asad juga menyayangkan absennya PERSIS dalam permasalahan ekologi yang hari ini semakin urgen.

“Tahun depan, genap 100 tahun PERSIS berdiri. Namun, sangat disayangkan, saya melihat bahwa PERSIS masih abai akan isu yang terjadi saat ini (ekologi). Karena itu, kami PW Hima PERSIS DI Yogyakarta ingin mengawali dan menjadi role model dalam kajian ekologi di internal PERSIS sendiri,” pungkasnya. 

 

Kontributor: Selo Rasyd Suyudi
Editor: Dhanyawan

Reporter: Reporter Editor: admin