Semarang, persis.or.id - Kabar gembira datang dari Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (PW PERSIS) Jawa Tengah, ketika pengurus TK Samirono memberitahu bahwa ada tiga warga sekitar TK yang ingin memeluk Islam.
Tiga calon muallaf ini terdiri dari berbagai usia. Yaitu Yasa atau Yhaza Susilo, kelas 1 SD dan alumni TK PERSIS Samirono 2022-2023; Octa, kelas 6 SD; dan Arum, 27 tahun, ibu dari Yhaza).
Pada Ahad (16/07/2023) malam, ketiganya mengikrarkan syahadat di TK PERSIS Samirono, dalam acara yang dipimpin oleh PW PERSIS Jawa Tengah dan dihadiri oleh guru TK serta tokoh masyarakat setempat.
Prosesi syahadat kali ini memiliki cerita yang unik dan menarik. Pertama, semula komposisi calon muallaf terdiri dari Yhaza, Octa, dan Wahyu (kakak Octa), namun Wahyu membatalkan niatnya untuk memeluk Islam.
Saat rombongan PW PERSIS Jawa Tengah dalam perjalanan menuju lokasi, mereka yang sudah menyiapkan tiga sertifikat syahadat dan hadiah dari para muhsinin merasa sedikit kecewa mendengar kabar bahwa satu calon muallaf membatalkan niatnya.
Namun, tiba di lokasi, PW PERSIS Jawa Tengah kembali terkejut ketika Arum, ibu dari Yhaza, juga mengungkapkan keinginannya untuk memeluk Islam.
Rasa bahagia pun kembali meliputi mereka yang hadir saat itu. Komposisi akhirnya berubah menjadi Yhaza, Octa, dan Arum. Sungguh indah skenario yang ditentukan oleh Allah Swt.
Kedua, Arum sebenarnya telah beragama Islam sejak dulu, tetapi setelah menikah dengan suaminya yang beragama Buddha, ia mengikuti agama suaminya. Namun sekarang, dengan mantap, ia kembali ke pangkuan Islam.
Saat ditanya oleh Ketua PW PERSIS Jawa Tengah, Ustadz Ir. H. Bambang, yang memimpin prosesi syahadat bertanya kepada Arum. "Apakah Mbak Arum sudah bisa membaca Al-Qur'an?" tanyanya.
Arum menjawab dengan tegas. "Saya dulu pernah membaca Al-Qur'an, bahkan sudah sampai surat ke-13 (Ar-Ra'du)," terangnya.
Ketiga, Yhaza menjadi muallaf berkat pendidikan yang ia terima selama bersekolah di TK PERSIS Samirono.
Meskipun beragama Buddha, Yhaza telah menyelesaikan bacaan Iqra jilid 2 saat masih berada di TK.
Keempat, Octa memilih untuk memeluk Islam mengikuti jejak kakaknya, Sri Utami, yang beberapa bulan sebelumnya juga memeluk Islam melalui bimbingan PW PERSIS Jawa Tengah.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran kakak dalam hidayah Allah yang menyapa Octa.
Sebelum prosesi syahadat ditutup, dalam nasihatnya, Ustadz Bambang menekankan agar ketiga muallaf ini tetap menjaga keyakinan mereka setelah memasuki agama Islam, dan dibantu oleh warga sekitar yang menjadi keluarga baru dalam agama tersebut.
[]
Kontributor: As-Syaebani