Jakarta - persis.or id - Momentum refleksi 28 Tahun Himpunan Mahasiswa (Hima Persis) perlu untuk dijadikan sebuah perhatian. Mengingat umur pergerakan Hima Persis telah melalui pasang surut selama 28 tahun. Konsep refleksi atau muhasabah bukanlah hal baru bagi kita sebagai umat islam.
Demikian disampaikan Ketua Umum Hima Persis, Ilham Nurhidayatullah. SH ketika memberikan sambutan dalam Acara Refleksi 28 Tahun Hima Persis di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Menurutnya, konsep muhasabah telah tercatat di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr: 18-19 yang berbunyi; “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk esok (hari akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Di usia ke 28 Hima Persis memasuki masa kedewasaan, masa yang akrab dengan dinamika perjuangan, masa yang telah marasa asam garam kehidupan, sekaligus masa dengan semangat yg penuh, dengan daya kreatif dan inovatif yang tinggi.
"Diharapkan dapat memberikan banyak karya cipta, karya monumental, yg baik dan berguna untuk kemajuan agama dan bangsa," harapnya.
Seharusnya, Ilham menilai, usia Hima Persis saat ini sama halnya dengan Usia Generasi Milenial dan Generas Z, yang identik dengan kabaruan, kecanggihan, keterbukaan dan kreatifitas. Gerak organisasi harus senantiasa adaptif, selarasa dan seirama dengan spirit perkembangan dan kemajuan zaman.
"Di Era yang serba terkoneksi, terhubung, dan semakin praktis ini, Hima Persis harus terus membangun Gerakannya secara Inklusif dan Kolaboratif," ungkap dia.
Secara bersama-sama dengan komponen otonom dan komponen bangsa lainnya untuk terlibat aktif menyiapkan generasi Emas Indoensia.
Hima Persis sebagai generasi yang di harapkan bisa memberikan sumbangsih terbaiknya, lewat pikiran-pikiran cemerlangnya, karya-karya hebatnya yg menjadi karya nyata mewujudkan masa dengan yang lebih baik.
"Masa depan yang penuh kemajuan namun tidak melupakan nilai-nilai luhur bangsa kita yg ramah, santun, penuh welas asih dan saling menolong. Begitupun nilai-nilai yg di hadirkan dalam islam, tasamuh (toleransi), taawun (Saling Menolong), Tawasuth (Tengah-tengah), Tawadhu," imbuhnya.
Peradaban yang penuh kemajuan harus dibarengi dengan peradaban yang penuh keluhuran, perlu kiranya kader-kader merenungi, kembali bahwa di dalam Qaidah Asasi dan Qaidah Dakhili.
"Himpunan Mahasiswa Persatuan islam memiliki tujuan untuk terbentuknya insan ulul albaab, yang berakhlak mulia, guna memperjuangkan nilai-nilai al-quran dan as-sunah, dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan, sesuai dengan tujuan jamiyyah persatuan islam. Berupaya membangun peradaban ulul albab, dengan senantiasa mencetak kader-kader keummatan yang berkarakter ulama yang negarawan, dan negarawan yang ulama, sebagai agen perubahan yang secara aktif melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar di masyarakat," paparnya.
Selain itu, menjadi keder Ulul Albab yakni kader yang senantiasa memadukan antara fikir dan zikir.
"Senantiasa kerena-Nya dan untuk-Nya kita berbuat segela kebaikan, dan semata-mata hanya KepadaNya wal awalu wal akhiru, tempat memulai dan kembali. Peradaban yg dibangun oleh kader Ulul Albab yakni perdaban yg luhur yang mengoptimalkan daya cipta manusia namun tetap saling memanusiakan dan penuh penghambaan Kepada-Nya," tutupnya.