Bandung - persis.or.id, Di tengah menurunnya kepercayaan diri umat Islam terhadap lahirnya sosok-sosok yang memahami agama, Persatuan Islam mendirikan lembaga pendidikan yang konsen pada hafalan Al-Qur’an.
Setidaknya, hal tesebut sebagai langkah baru dalam upaya melahirkan kader-kader Qur’ani. Rumah Tahfidz Baiturrahman, adalah nama lembaga pendidikan tersebut.
Lembaga yang diinisiasi oleh beberapa anak muda Padalarang, Jawa Barat ini, semula hanya sebatas komunitas yang intens menggeluti tahsin Al-Qur’an.
Pada perkembangan berikutnya, komunitas tersebut melebarkan kajiannya pada Tahfidz (menghafal). Sampai saat ini, yang tercatat sebagai santri rumah tahfidz itu baru 17 orang.
Didukung penuh oleh Pusat Zakat Umat sejak tahun 2015 hingga sekarang, seluruh santri yang mengikuti program tersebut dibebaskan dari semua biaya.
“Pada tahun 2017 ini tercatat 17 santri yang mengikuti pendidikan tahfidz ini sudah ada 5 orang juga yang sudah khatam 30 juz tinggal pengasahan dalam mutqinnya, alhamdulillah juga sudah ada 4 orang lulusan Rumah Tahfidz Baiturrahman yang mendapatkan beasiswa di luar negri diantaranya Madinah, Mesir dan Sudan, dan itu menjadi kebanggan untuk Rumah Tahfid Sendiri”, papar Ust Iwan Abu ‘Ayyasy pimpinan Rumah Tahfidz Baiturrahman.
Saat tim Pusat Zakat Umat berkunjung kesana (04/3/2017) sedang dibuka pendaftaran baru dan untuk tahun sekarang hanya 6 santri yang diterima untuk asrama dan 9 santri non asrama jadi total santri baru 15 santri, dikarenakan tempat asrama untuk santri yang belum maksimal.
“Tahun ini baru bisa 6 santri yang diterima untuk asrama dan 9 santri yang diterima non asrama karena belum tersedia asrama yang luas untuk para santri, padahal peminat untuk masuk Rumah Tahfidz cukup banyak hampir 20 santri bahkan ada beberapa santri akhwat yang ingin bergabung disini tapi memang kendala tidak ada tempat yang luas bagi mereka” ujar Ust Iwan.
Ditanya harapan kedepan untuk kemajuan Rumah Tahfidz Baiturrahman, Ust Iwan memaparkan ingin adanya perluasan Rumah Tahfidz, lahan yang ada tepat didepan Rumah Tahfidz seluas 570 meter persegi di angka 2 milyar rupiah untuk perluasan asrama dan kedepannya pendirian Rumah Tahfidz untuk akhwat.
Selain itu harapan yang lainnya yaitu mengoptimalkan kebutuhan para asatdiz, sarana kitab untuk santri dan dalam hal pembelajaran ingin diadakan kelas Qiro’ah untuk santri.
Kedepannya semoga kepedulian para muzakki untuk perkembangan dan kemajuan Rumah Tahfidz bisa terus bertambah dan menjadi pendorong melahirkan santri Rumah Tahfidz yang Qur’ani, Madani dan bisa membanggakan nama Persis dan Indonesia di kancah Internasional. Amin ya robbal a’lamin. (/RN)