SD Sedunia: Sekolah Berbasis Literasi Di PC Persis Cileunyi

oleh Reporter

02 Agustus 2016 | 06:26

Sekolah Dasar Sedunia adalah Sekolah yang pada awalnya didirikan oleh anak-anak muda yang beraktivitas di PC Persis Cileunyi. Sekolah ini didirikan sebagai ikhtiar nyata anak-anak muda di lingkungan PC Persis Cileunyi untuk berkontribusi bagi kehidupan keummatan dan kebangsaan kita. Sekolah ini terletak di Jalan Ciguruwik, Kampung Sukamulya, Desa Cinunuk, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung. Meski bangunan Sekolah ini tidak semegah dan semewah bangunan Sekolah yang lain, namun nampak Sekolah ini adalah Sekolah yang bersih dan tertata dengan rapi. Ditemui di sela-sela kesibukannya di Sedunia, Kang Tatan Ahmad Santana sebagai Direktur Pendidikan Sedunia mengungkapkan bahwa Sekolah Dasar Sedunia adalah Sekolah yang secara kelembagaan berada di bawah naungan Jam'iyyah Persis Cileunyi. Beliau pun menuturkan bahwa SD Sedunia ini baru berdiri tahun 2015 dan mengonsentrasikan dirinya sebagai tempat bagi pembentukan karakter anak yang kelak mampu mewujudkan tatanan masyarakat dan ummat yang lebih baik dan beradab. tmp_23643-IMG_20160802_061920-456283376 tmp_23643-IMG_20160802_061924-320170548 tmp_23643-IMG_20160802_061932813758232 Selain hal di atas, salah satu keunikan dari Sedunia adalah ikhtiarnya untuk menghidupkan budaya literasi. "Salah satu budaya yang ingin kami hidupkan di Lembaga Pendidikan kami adalah Budaya Literasi. Kami memandang saat ini dan bahkan di masa datang, kemampuan literasi ini adalah kemampuan yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa kemampuan membaca, maka manusia tidak akan pernah mampu menyerap informasi berharga bagi diri dan lingkunhannya. Di sisi lain, tanpa adanya kemampuan menulis, maka manusia pun tidak akan memiliki media untuk membagikan ide-ide briliannya kepada sesama" tutur Kang Tatan Ahmad Santana. Memasuki Sedunia di pagi hari, kita akan disuguhkan anak-anak yang memulai aktivitasnya dengan 2 hal. Pertama, muroja'ah Al Quran dan yang Kedua, anak-anak diberikan waktu selama 15 menit untuk sekedar membaca, menulis dan atau menyampaikam hasil bacaan mereka di depan kelas untuk diapresiasi oleh kawan-kawan mereka. Masih menurut Kang Tatan Ahmad Santana, seluruh civitas academica Sedunia diwajibkan untuk membaca dan menulis setiap hari. Hal ini tidak hanya wajib bagi anak, guru dan kepala sekolah, namun juga untuk Mas Dodo sebagai pembantu sekolah. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghadirkan atmosfir kampus yang tak buta dalam membaca dan lumpuh dalam menulis.
Reporter: Reporter Editor: admin