Selamat Mondok di Pesantren, Nak!

oleh Reporter

13 Juli 2019 | 01:47

Dari pemandangan yang terlihat, ada anak-anak yang memendam haru bahkan tak sedikit yang tumpah jadi tangisan manakala dirinya hendak ditinggal pergi oleh ayah ibunya. Adapula mereka yang berusaha tegar, namun menangis begitu semuanya sudah hening.

Ada doa-doa tulus yang terus terpanjat dari ayah ibu untuk buah hatinya. Hati orangtua mana yang tak merasa sedih jika harus terpisah dengan anak tercintanya? Tapi setidaknya, doa itulah yang akan terus mengawal anak anaknya agar ada dalam naungan Allah dan keberkahan ilmu selama mondok.

Taukah nak... Engkau mungkin sudah bisa move on begitu seminggu dua minggu di pondok, tapi ayah ibu terus ingat padamu. Bayangan dirimu sesekali melintas di sela aktivitas ayah ibu. Untaian doa selepas shalat, selalu dipanjatkan demi kebaikanmu disana.

Taukah nak.. Tak mudah jadi orangtua itu. Amanahnya berat, pertanggungjawaban di akhirat pun lebih berat lagi. Namun begitu, kami selalu berjuang agar dirimu bisa lebih baik, bisa lebih bahagia di masa depan. Kami terus berusaha mengais rezeki demi membiayaimu disana. Bagi kami, yang terpenting adalah engkau semakin memahami agama dengan baik. Engkau hafalkan Al-Quran lebih baik dari ayah ibumu.

Tau kah nak, Arti mondok itu?
Mondok itu kesabaran, mondok itu perjuangan, mondok itu ketenangan. Engkau belajarlah dengan sabar di pesantren itu. Teruslah berjuang hingga Allah memberikan karunia ilmu-Nya kepadamu nak.. Kelak, engkau akan bisa menjalani hidup mu dengan penuh ketenangan meskipun berbagai problematika dan ujian menghampirimu. Kenapa? Sebab engkau mengetahui ilmunya.

Mondok adalah bukti, betapa sayangnya kami terhadapmu. Rasa sayang ini yang membuat kami pada akhirnya tegar membiarkanmu secara utuh belajar disana. Rasa sayang ini jua yang membuat kami terus berjuang, sebab engkau salah satu harapan kami. Harapan atas doa yang akan engkau panjatkan kepada Rabbmu, manakala kami sudah tiada lagi di dunia ini. Apalagi yang mau kami cari? Selain bekal akhirat. Bekal itu salah satunya ada dalam doa mu, nak..

Doakan kebaikan dan maghfirah untuk kami, ayah ibu mu.. Nak

Hanya itu saja,
Kami tak mengharapkan balasan material. Melihat mu tumbuh dan berkembang jadi lebih shaleh shalehah, sudah cukup membuat kami sangat bahagia. 
Bergaulah dengan baik disana. Muliakan ustadz-ustadzmu, agar ilmu mu berkah nak.. Bantu dan berempatilah kepada sahabat sahabatmu nak, kelak Allah pasti membersamaimu di setiap engkau dihimpit masalah masalah berat. Ridho lah terhadap apa yang menjadi bagianmu. Engkau akan memahami artinya rasa bersyukur.

Kami sangat merindukanmu, nak..

Pahamilah bahwa rindu itu berpisah sejenak untuk kembali dengan kondisi yang lebih baik. Bilatiba saatnya bertemu nanti, pancarkanlah perubahan terbaik dalam jiwamu. Buatlah kerinduan kita bernilai ibadah. Menangislah nak..

Menangislah karena engkau tak akan pernah mampu membalas kebaikan Allah lewat pengorbanan ayah ibumu.. Menangislah, memohonlah kepada Allah agar Dia memudahkan segala duka lara di hatimu. Mungkin engkau pernah khilaf dan berbuat dosa, hingga Allah berikan musibah agar dosa tersebut bisa diampuni.

Menangislah nak, hanya kepada Allah..
Dengan begitu,Allah pasti akan memberikan ketenangan pada hatimu..
Selamat mondok di Pesantren duhai anakku.
Ayah Ibu bangga kepadamu..

 

 

 

***

Penulis : Taufik Ginanjar

Reporter: Reporter Editor: admin