Apakah anda sebagai orangtua mengetahui betul aktivitas anak-anaknya? Apakah anda yakin apa yang diperbuatnya jauh dari perilaku menyimpang ? sikap waspada dan khwatir perlu dimiliki, bukan berarti mencurigai tapi bagian daripada ikhtyar selaku orangtua agar anak bisa tumbuh kembang sesuai fitrahnya dan jauh dari penyimpangan perilaku terkhusus penyimpangan seksual.
Di arena Pesta Buku Bandung 2018 (02/03/2018), bertempat di panggung utama Pusat Zakat Umat menggelar Seminar Parenting dengan tema “Lindungi Anak dari Penyimpangan”. Saat ditemui, Kang Angga (Direktur Eksekutif PZU Persis) menuturkan bahwa seminar parenting itu penting bagi semua kalangan baik yg sudah menjadi ibu, mom to be bahkan yang belum menikah sekalipun. Anak adalah inventasi terbesar bagi umat islam dan bahkan kita jangan meninggalkan keturunan kita dalam kondisi yang lemah sesuai dengan Al-Quran surat Al-Nisa ayat 9.
Dizaman sekarang dengan perkembangan yang semakin hari semakin berkembang, teknologi semakin hari semakin canggih, dimana pergaulan semakin hari semakin luar biasa, oleh karena itu anak harus kita perhatikan dan harus kita pentingkan akan perkembangan baik fisik atau psikisnya. Dan tentunya juga perkembangan yang sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah, ini menjadi tanggung jawab yang semakin besar bagi orang tua, oleh karena itu kita mengadakan seminar parenting ini.
Dalam seminar parenting ini yang menjadi pemateri adalah Gyan Puspa Lestari (Pakar Pendidikan, Ketua Umum PP Pemudi Persis), Lia Dinia (Psikolog, Konsultan), dan Sony Ramdhani (Pakar Kesehatan). Para pemateri mengupas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyimpangan seksual pada anak.
Gyan menuturkan bahwa Islam telah mengajarkan pendidikan seks seacra umum, dimana orangtua harus mengenalkannya kepada anaknya seperti mengajarkan untuk menutup aurat, anak harus meminta izin jika masuk ke kamar orangtua, ketika mulai masuk usia 10 tahun anak harus dipisahkan dari tempat tidurnya bahkan Islam mengajarkan tidak berselimut dan mandi bersama-sama.
Mengajarkan pendidikan seks sejak dini dengan tepat merupakan salah satu langkah menjauhkan anak dari perilaku penyimpangan seks. Selain itu orangtua harus mengenali anak lebih dekat dengan mengenali perubahannya, juga perhatikan prestasinya di sekolah, ungkap Lia Dinia. Bahkan beliau menambahkan bahwa pornograpi tidak kalah bahayanya dengan narkoba sehingga dapat merusak masa depan anak-anak.
Selain itu dr. Sony menambahkan bahwa masyarakat kita masih tabu berbicara masalah seks dan penyimpangan seksual. Ketika berbicara tentang seks maka ada kaitannya dengan anatomi tubuh, fisiologi tubuh, kultur (budaya dan agama), dan relationship. Dan ketika orangtua mengenalkan anatomi tubuh dan fungsinya tidak tepat maka itu pun bisa jadi masalah.
Selanjutnya mengenai kultur dan relationship pun harus dikenalkan pada anak sejak dini dan tidak kalah penting yaitu mengenalkan anak tentang identitasnya, yang kemudian mengajarkan mereka bagaimana seharsunya bersikap.
Pemberian informasi yang tepat pada anak sangatlah penting dan jangan dianggap tabu. Karena pelecahan seksual itu bentuknya bukan hanya sekedar perilaku (aksi) tapi juga termasuk ucapan atau berupa tulisan/ gambar.
Pada akhir acara, dapat disimpulkan bahwa penyimpangan seksual bisa menimpa siapa saja, tidak memandang usia atau profesi maka kuncinya adalah perbaiki diri dan keluarga, kuatkan tekad, jadilah ayah dan ibu yang enakeun untuk mewujudkan “bayti jannati” sehingga melahirkan kenyamanan dan terhindar dari penyimpangan.
Dan bersikaplah terbuka jangan dianggap tabu ketika berbicara masalah seksualitas, pelajari, fahami dan dampingi anak-anak kita. Kemudian jangan pernah menghakimi korban dan pelaku penyimpangan seksual dan terbukalah dengan informasi yang ada, awasi dan cermati. (/IH)