Talkshow Para Pimpinan Wilayah di Hari Kedua Silatnas VI Pemudi PERSIS

oleh Reporter

22 Desember 2021 | 01:50

Bandung, persis.or.id- Sesuai tema yang diusung Silatnas VI, yaitu "Memperkokoh Ukhuwah Sebagai Wujud Pemudi Cerdas Berakhlakul Karimah," maka demi memperkokoh ukhuwah di internal Pemudi PERSIS, dihadirkan para Pimpinan Wilayah (PW) Pemudi PERSIS di seluruh Indonesia.

Acara Ahad (19/12/2021) pagi itu dibuka dengan keynote speech dari Wakil Ketua Umum, Al-Ustaz Dr. H. Jeje Zaenudin, M.Ag. Dilanjut acara inti yaitu talkshow para pimpinan wilayah dengan tema, "Jejak Dakwah Selama Pandemi." 

Dipandu oleh Nurlail Hermansyah, Kabid Organisasi di PP Pemudi PERSIS, para pimpinan wilayah berbagi kisah tentang perjuangan dakwahnya selama pandemi, dua tahun terakhir ini. Alhamdulillah, hadir dari Sapeken, Yogya, Jawa Barat, Banten, dan Maluku.

Ajeng Mar'atus Sholihah, S.H.I. dari PW Yogya, mengakui selama pandemi hanya bisa melakukan kegiatan rutin secara online. "Selain karena pandemi, jarak kami yang jauh juga menjadi penyebabnya," terangnya.

Ada pula kegiatan unggulan lainnya, kegiatan eksternal yang sudah lama dilakukan jauh sebelum pandemi. PW Yogya harus mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Desa Binaan PERSIS di Merapi. Kegiatan tersebut tetap berlangsung walau hanya dua kali seminggu karena permintaan orang tua dan masyarakat sekitar.

"Jangan sampai kegiatan TPA itu berhenti, Mbak." Para wali murid menkhawatirkan nasib anak-anak mereka kalau tidak ngaji dan belajar agama. lingkungan di sana sangat jauh dari nilai agama.

Sofia Nabila dari PC Sapeken (non PW) menjelaskan bahwa banyak program yang tidak terealisasi karena pandemi. Ada pula kegiatan unggulannya, yaitu Pembagian Takjil setiap Senin dan Kamis.

"Patungan lima kotak nasi tiap anggota, bisa juga diganti dengan uang. Nanti dikelola oleh kami," terangnya.

Keadaan mulai stabil mudah-mudahan kegiatan di Sapeken bisa aktif kembali, "Terutama pengajian rutin yang diselenggarakan setiap pekannya," pungkas Sofia. 

Syafriatu Jahro, dari PW Banten, atau yang sering disapa Teh Atu mengaku, "Kaget, kecewa, dan takut karena banyak program yang sudah dirancang. Namun, Pemudi harus bangkit."

Di awal masa pandemi digalakkan penggalangan dana untuk penyebaran hand sanitizer, masker, dan sarung tangan untuk tenaga medis. 

"Alhamdulillah, setelah pandemi agak mereda, kami bisa mengadakan Kegiatan Tahun walau hanya di tingkat pimpinan cabang saja."

Endang Jamaludin, S.Pd. perwakilan dari PW Maluku, akrab disebut Bu Endang. Selama pandemi program kerja tidak berjalan dengan baik. Ke depannya akan diagendakan pertemuan belajar Tahun untuk ibu-ibu di sana. 

 "Mohon doanya, semoga kami Pemudi Ambon bisa semakin istiqamah," tutupnya. 

Heni Yuningsih, S.Pd., M.Ag. sebagai ketua demisioner PW Jabar menyampaikan, "Saat awal pandemi, kami berpikir bagaimana caranya agar program tetap berjalan, tapi tetap patuh pada peraturan pemerintah."

Maka kegiatan tatap muka dibatasi, termasuk jumlah dan durasinya. "Kalau masih bisa dilakukan virtual, ya, virtual saja."

Terakhir, dari ketua PW terpilih Nurhikmah Laeli, S.Pd. mengungkapkan bahwa banyak belajar dari jejak dakwah pemudi selama pandemi. Di antaranya penudi harus melek teknologi.

Sayang sekali tidak semua perwakilan bisa hadir. Seperti yang disampaikan Ketua Umum (Ketum) Pemudi PERSIS, Inna Hanafiah, S.Pd. dari PW Sulteng belum lama ditinggal wafat ketuanya, Hesti Allahuyarham. Ada pula perwakilan yang sakit antara lain Dewi dari PW DKI Jakarta dan Rizki dari PW Banten.

Semoga talkshow para pimpinan wilayah ini, menggugah hati kita untuk senantiasa berjuang dalam dakwah.

(IF/dh)

Reporter: Reporter Editor: admin