Mekah, persis.or.id - Petugas Pelayanan Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sektor 9 menerima kunjungan dari H. Zulkarnaen Nasution, Lc, M.Si, Koordinator Konsultan dan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja Mekah.
Dalam kunjungannya, H. Zulkarnaen bukan hanya memantau kinerja tim secara umum, namun juga mengajukan banyak pertanyaan terkait penyelenggaraan haji dari Persatuan Islam (PERSIS), terutama terkait Tarwiyyah (Mabit di Mina), yang telah menjadi agenda tahunan bagi jamaah haji.
Sebenarnya, kata dia, pemerintah tidak melarang (sekaligus tidak menganjurkan) pelaksanaan Tarwiyyah pada 8 Dzulhijjah, tetapi juga tidak menyediakan fasilitas bagi jamaah haji yang berencana mengikuti Tarwiyyah.
“Setiap jamaah yang ingin mengikuti Tarwiyyah diwajibkan untuk mengisi surat perjanjian. Fasilitas transportasi, konsumsi, dan lain-lain akan disediakan oleh pihak maktab yang sekarang dikenal sebagai Syarikah," ungkap salah satu aktivis Muhammadiyah sekaligus pejabat PHU di Kementerian Agama RI tersebut, Rabu (07/06/2023).
Dalam kesempatan tersebut, H. Zulkarnaen juga menekankan pentingnya pelaksanaan Tarwiyyah sesuai dengan contoh yang diberikan oleh Rasulullah Saw.
“Penyelenggaraan Tarwiyyah harus bisa menjamin jamaah tiba tepat waktu di Arafah sebelum waktu Dzuhur," tambahnya.
Selain itu, Ia juga membahas masalah Hadyu (Dam). Menurutnya, mulai tahun ini proses penyembelihan, pengurusan, dan distribusi hewan kurban akan dikelola secara profesional, dan masyarakat Indonesia akan merasakan manfaatnya.
“Salah satu regulasinya adalah bahwa penyembelihan harus dilakukan oleh pihak resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga harga juga memiliki standar yang jelas bagi jamaah," terangnya.
Oleh karena itu, PERSIS diharapkan dapat berpartisipasi dalam program yang langsung diinisiasi oleh Direktur Jenderal PHU Kementerian Agama RI, Prof. Hilman Latief, PhD. (/AS)
[]
Kontributor: Acep Saefudin
