Bandung - persis.or.id, Kecaman masyarakat dunia menggema tatkala serangan bombardir brutal tentara rezim, mengahajar warga sipil Syria di wilayah Ghouta Timur. Tragedi kemanusiaan kelabu lewat serangan udara yang mematikan mulai Ahad (18/2) lalu, menewaskan 500 warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, hingga pasien dan tim medis di rumah sakit.
Kecaman tersebut juga diungkapkan, KH. Dr. Jeje Zaenudin selaku Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), salah satu ormas Islam terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Menurut KH. Dr. Jeje Zaenuidin, serangan pasukan rezim terhadap penduduk kota Ghouta Timur adalah serangan biadab dan kejahatan perang yang harus dihentikan. Hal itu diungkapkannya pada Sabtu (24/2), usai memimpin Silaturrahim Akbar Keluarga Besar Persis, dalam aksi 242, di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Jalan Dipatiukur, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung.
“Rezim serta para komandan perangnya harus segera diseret ke Pengadilan Internasional atas kejahatan perangnya. Seluruh pemimpin dunia harusnya memprotes dan memaksa rezim dan pihak terkait untuk menghentikan pembantaian warga sipil di kota tersebut,” tegasnya.
Jeje berharap umat manusia, khususnya umat Islam, tidak berdiam diri melihat kekejian dan penderitaan yang dialami rakyat Suriah di Kota Ghouta Timur. Menurut Jeje, seluruh elemen masyarakat harus bergerak cepat menyelamatkan nyawa warga Syria yang saat ini sedang terancam. Bantuan yang saat ini sangat diperlukan warga Suriah adalah bantuan logistik (sandang, pangan dan papan), bantuan obat-obatan, pengiriman tim medis, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras dan perjuangan penuh resiko yang dilakukan Tim Kemanusiaan ACT, di berbagai medan perang demi menolong sesama manusia, terutama umat Islam. Saya mengajak seluruh elemen muslim di Nusantara untuk bahu-membahu menolong para korban kebiadaban serangan brutal di Ghouta Timur dengan menyalurkan bantuan melalui lembaga-lembaga kemanusiaan yang amanah, seperti ACT ini,” tuturnya penuh harap.
Di Persis sendiri menurut Jeje mempunyai lembaga yang bergerak membantu umat yaitu: Pusat Zakat Umat (PZU), Lembaga ini mempunyai program penghimpunan zakat infak dan shadaqah untuk krisis kemanusiaan, seperti Palestina, Rohingya, dan Suriah, juga program-program dalam negeri.
“Kami (Persis) sangat terbuka untuk bersinergi dengan lembaga kemanusiaan manapun, termasuk dengan Lembaga Kemanusiaan ACT,” pungkasnya.
Dikutip dari ACTNews.