Jelang Closing Date Bandara Jeddah Lenggang, Kemenag: Keberhasilan Ini Karena Penambahan Fasilitas Fast Track

oleh Reporter

08 Juni 2024 | 07:24

Makkah, persis.or.id - Direktur Bina Haji Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arsyad Hidayat merasa heran, karena biasanya suasana menjelang closing date di Bandara Jeddah itu padat, dan agak sedikit acak-acakan. Tetapi saat ini justru lengang dan lancar.

Hal ini dikatakannya ketika meninjau layanan jemaah haji di Bandara Jeddah, Jumat (8/6/2024).

Ia menilai, kelancaran ini karean keberhasilan upaya Pemerintah Saudi Arabia menambah fasilitas Fast Track di Bandara di Indonesia, terlihat ada perubahan hasil. 

“Dulu di angka 70.000 an jemaah, sekarang 128 ribu jemaah yang terlayani, itu membantu mempercepat mobilisasi jemaah dari turun pesawat sampai ke bus,” tambah dia.

Selanjutnya Arsyad meminta, agar skema perpindahan jemaah yang cepat ini terwujud, mau tidak mau jemaah harus dipersiapkan betul sejak dari tanah air (dari keberangkatan). 

“Khususnya juga untuk jemaah haji gelombang dua yang sudah menggunakan kain ihram sejak tanah air,” ungkap Arsyad.

Mengenai kaitan proses mobilisasi dari pihak Wukala yang membawa jemaah dari bandara ke bus, berusaha tidak ada penyumbatan. Sehingga pergerakan jemaah bisa lancar. 

“Keluar dari gate, dibariskan, kemudian masuk ke bus. Ini saya kira bagus. Cukup membuat suasana nyaman pada jemaah. Karena mereka tidak perlu lama di Bandara,” selorohnya.

Terkait pengaturan barang jemaah, ternyata barang telah dihitung betul. Kemungkinan terjadi selisih jumlah bagasi sangat kecil. Karena  proses penghitungan masuk dalam sistem.

Disamping itu, dari Daker Bandara juga mengihitung barang bagasi. Saat keluar dari gate maupun saat masuk ke dalam truk.

“Jadi begitu jemaah haji sudah siap di bus, maka bisa langsung diberangkatkan. Sedangkan untuk barang, sudah jelas dikirim sesuai dengan alamat Jemaah,” imbuhnya.

Kecepatan pergerakan di Bandara juga terkondisi dengan tidak adanya pemberian makan untuk konsumsi atau makan di Bandara. Karena jemaah 2 jam sebelum mendarat, sudah diberikan layanan makan oleh maskapai udara.

Jadi ketika tiba di Bandara, kondisi jemaah kemungkinan masih kenyang. Baru ketika tiba di Makkah, baru disiapkan layanan makan.

"Alhamdulillah, dari Wukala juga mengasik snack juga. Jadi cukup untuk mengganjal," ujar Arsyad. 

Keunggulan dari fasilitas fast track ini, yakni para jemaah sudah dilakukan pemeriksaan pihak Arab Saudi terlebih dahulu (di Bandara keberangkatan). Sehingga sejumlah persoalan yang ada pada jemaah sudah diketahui lebih dulu.

Diakui, (sebagai pembanding) ada insiden jemaah di non fast track, sempat tertahan dan juga ada yang dipulangkan karena ada catatan terkait keimigrasian dalam 10 tahun terakhir. Persoalan baru diketahui di bandara kedatangan (Arab Saudi).

“Terkait adanya jemaah yang memiliki persoalan keimigrasian, seharusnya yang bersangkutan jujur. Sehingga tidak terjadi persoalan saat kedatangan di Arab Saudi,” papar arsyad.

Melihat berdampak positif, bagaimana rencana penambahan fasilitas fast track di embarkasi lainnya?

Sebelumnya, saat kunjungan Wakil Persiden, berharap adanya penambahan jemaah yang mendapatkan layanan fast track. Saat ini ada sekitar 128 ribu jemaah, sekitar 60 persen. 

“Ke depan beberapa embarkasi di Sumatera, atau di Sulawesi atau Kalimantan, atau NTB dapat diterapkan fasilitas fast track. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Arab Saudi, terkait dukungan terhadap fasilitas Fast Track,” pungkas Arsyad.

Dari Makkah, Henri persis.or.id tim Media Center Haji (MCH) 2024 melaporkan.

Reporter: Reporter Editor: admin