Bandung - persis.or.id, Saat ini dunia digemparkan oleh wabah yang bersifat pandemi yaitu Covid-19 atau sering disebut dengan Corona Virus Distance 2019. Hal ini berdampak besar terhadap Perekonomian, Pendidikan, Peribadatan, Sosial dan Politik. Oleh karena itu, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Persis (IPP) dan Ikatan Pelajar Persis Putri (IPPi) berusaha mengoptimalkan media untuk mengadakan kajian keilmuan melalui media komunikasi Whatsapp yang di beri nama Kulwap (Kuliah Whatsapp) dengan tema "Ikhtiyaar Membumi". Kajian ini di laksanakan selama 3 hari berturut-turut per tanggal 23 s/d 25 maret 2020 oleh beberapa pemateri.
Pada 23 Maret 2020 pukul 13.00-15.00 Kulwap dimulai oleh Ketua Sigab Persis dr. Sony Ramdhani dengan judul materi "Penyuluhan dan Bimbingan hidup sehat, pelajar Persis tanggap dan peka terhadap Covid-19". Beliau menuturkan "Kalau melihat (wabah) ini mungkin kita akan sadar bahwa sehat itu mahal, karena sehat itu terdiri dari beberapa unsur yang mendukung, sehat secara fisik, mental, spiritual dan sehat secara lingkungan, keempat faktor ini saling mempengaruhi jikalau satu sakit yang lainpun ikut sakit secara umum walaupun fisiknya terlihat sehat. Lalu mengenai Covid-19 ini, khususnya di indonesia yang saat ini dikategorikan wilayah yang rawan, karena WHO mengabarkan bahwa virus ini termasuk kategori Pandemi (penyakit global), virus ini muncul ketika 3 orang di wuhan menderita sakit flu yang tidak biasa setelah mengunjungi pasar Sea Food and Eksotik Animal's yang menjual hewan jenis reptil seperti kelelawar, ular dan makanan yang dimakan mentah atau setengah matang. Penyakit flu ini dikatakan tidak biasa karena adanya gejala sesak nafas. Lalu pada bulan Desember 2019, 1 dari 3 orang pasien ini meninggal, lalu dilakukan biopsi dan ditemukan Virus corona sars 2 coV yang sebelumnya pernah ada sars, mers, flu burung dan ncoV-19 ini virus corona yang ke 7. Corona mempunyai RNA yang mudah berreplikasi dan bermutasi (mudah menyebar), covid -19 akan menyerang manusia dengan mudah jika sistem imun manusia itu lemah, tapi jika kita menjaga sistem imun tubuh kita, covid-19 akan hilang dengan sendirinya karena Covid-19 bersifat self limited diseases (dapat sembuh dengan sendirinya)." Selain menerapkan gaya hidup sehat dan juga mengetahui apa itu covid-19, kita perlu mengetahui dampak - dampak yang timbul karena covid-19 ini.
Pada 24 maret 2020 diisi oleh 2 pemateri yaitu Kabid. Pendikdak PP.IPPi Chikara Putri Setiawan tentang "Dampak corona dalam hal pendidikan dan peribadatan" dan Kabid. HAL PP. IPP Fariz Muntashir Bie tentang "Dampak Covid-19 dalam hal Perekonomian, Politik dan Sosial".
Dampak pertama yang dibahas adalah dampak Pendidikan dan Peribadatan. Chikara menuturkan bahwa "Dampak corona terhadap pendidikan dan peribadatan ialah diliburkannya sekolah selama 14 hari penerapan ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona, anak-anak belajar di rumah atau kelas online, ta'lim dibatalkan dan ujian-ujian tertunda, adanya dampak pendidikan dan peribadatan pun tak terlepas pada psikologis masyarakat yang dengan adanya covid-19 ini berdampak pada psikologis masyarakat seperti kecemasan bahkan depresi maka alangkah baiknya jika fasilitas pendidikan mengedepankan bimbingan psikologis dan juga menyeimbangkan berita-berita Covid-19 guna meredam kecemasan atau kepanikan masyarakat."
Covid-19 ini juga sangat berdampak pada Perekonomian, Politik dan Sosial. Fariz menuturkan "Ditengah melemahnya nilai saham dan rupiah ini, pemerintah dan masyarakat harus mencari “opportunities in crisis situation” yaitu bagaimana mencari peluang di tengah krisis. Menurut ekonom senior Rizal Ramli, sebelum ada Covid-19 petani lokal sulit menjual hasil taninya kepada pasar karena kalah saing oleh komiditi impor yang dinilai lebih bagus, namun dengan adanya pembatasan impor kita semestinya bisa memanfaatkan kekuatan petani lokal untuk meningkatkan produktivitasnya. Maka untuk menghindari krisis pangan akibat dari situasi pandemic ini, pemerintah dan masyarakat harus berfokus pada peningkatan produksi pangan yang disimpan didalam BULOG, setidaknya dapat bertahan minimal 6 bulan hingga 1 tahun mendatang tanpa impor, untuk mengantisipasi terjadi krisis ketersediaan, pemerintah saat ini tidak bisa mengandalkan impor karena beresiko adanya Covid-19 yang masuk kedalam barang terutama yang berasal dari negara China. Langkah yang bisa dilakukan diantaranya ialah pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas,memperkuat investasi disektor pangan, pemulihan lahan kritis dan menutup sementara komiditi yang diekspor untuk jenis barang pokok ."
Dan hari terakhir, pada 25 maret 2020 Kulwap membahas "Cara mendeteksi berita - berita Hoax terhadap menggeliatnya opini-opini Covid-19" oleh Anggota Kominfo PP. IPPi Rafhnisyaira Aulia Herdiyana dan Kabid. Kominfo PP. IPP Irsan Muzaki Fadilah. Keduanya menuturkan "Seiring dengan adanya Covid-19 yang berdampak pada kehidupan masyarakat opini-opini terkait Covid-19 pun makin menggeliat , masyrakat begitu percaya dengan isu-isu corona yang belum jelas kebenarannya sehingga merresahkan masyarakat, pemerintah pun mengambil langkah untuk hal ini terutama Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) begitu giat mengumpulkan dan membuat daftar berita-berita hoax yang di update setiap hari dan dapat di akses melalui url atau website pemerintah ."
Bandung, 2 April 2020, Oleh Kominfo PP. IPPi Masa Jihad 2020-2022