Kita semua mendambakan kehidupan yang bahagia. Pada dasarnya, tak akan ada orang yang mau hidup dalam penderitaan, kemelaratan dan kegelapan. Namun sayangnya, kenyataan hidup justru malah sebaliknya. Siapa saja, pernah terjerumus pada sebuah kekhilafan, kesalahan dan kegagalan. Pengalaman pahit itu terus membekas dalam diri. Ada yang berhasil keluar, namun banyak juga yang terjebak dengan keadaan yang sulit.
Apakah kamu pernah merasakannya? Mengalami episode kehidupan yang tak menyenangkan, getir, susah dan rasanya ingin segera mengakhiri secara cepat, kenyataan yang terjadi. Jika pernah, sama, saya juga.
Mungkin orang lain menilai kita baik, padahal mereka tak tau aib dan dosa kita. Mungkin oranglain juga mengira kita baik baik saja, padahal kita tidak demikian. Mulai terasa Banyak beban dalam hidup ini. Banyak cerita perih yang masih tersimpan rapih.
Marhaban Ya Ramadhan, bulan bersejarah dalam kehidupan umat manusia. Sekalipun dalam situasi pandemi, tapi tak akan mengurangi keberkahnnya. Jika biasanya kita membuat resolusi hidup tiap awal tahun baru, maka ada baiknya kita mulai mengubahnya dengan membuat resolusi tiap bulan Ramadhan.
Ramadhan merupakan sebuah momentum. Adapun yang bisa membuatnya jadi titik balik perubahan besar dalam hidup, tiada lain adalah adab kita terhadap bulan yang satu ini.
Siapapun kamu,
Tak peduli berapa banyak pun dosa dosamu. Tak peduli sejauh dan seburuk apapun kondisimu di hari hari sebelumnya...
Ketauhilah,
Saat inilah momen perubahan hidup itu dimulai. Substansi ramadhan ini adalah mendidik jiwa, hati dan pikiran agar kembali pada kemurniannya, menghamba hanya pada Allah semata. Tidak diperbudak oleh material dan godaan duniawi lainnya.
Siapa saja yg bisa seperti itu
Maka Allah akan menurunkan sakinah dalam hatinya, sekalipun pada awal ceritanya menyakitkan, banyak episode penderitaan dan kisah pilu lainnya..
Sakinah adalah ketenangan hati yang membuat seorang hamba mampu menghadapi apapun ujian hidup ini. Sakinah hanya diturunkan oleh Allah.
Ada strategi yang terpola dalam Q.S. Al-Baqarah:183-186, agar terjadi perubahan kualitas hidup dengan memanfaatkan momentum Ramadhan ini. Siapa saja yg ingin mendapatkan sakinah dalam hidupnya, dan hidupnya jadi lebih berkualitas, maka marilah kita ikuti pola ikhtiarnya.
Ikhtiar pertama, memunculkan ketaqwaan hati. Seorang hamba mampu mengendalikan syahwat duniawinya. Tak makan, tak minum, tak jima. Bahkan dosa dosa kecil saja bisa dijaga agar tak dikerjakan. Ada rasa takut. Takut jika Allah murka, takut masa depan akhiratnya hancur karena dosa dosa yang terus berlumuran. Muncul rasa ingin kembali pada ketaatan kepada Allah. Obsesi duniawinya berubah jadi orientasi bahagia di akhirat. Mulai ada perbaikan yang signifikan pada hatinya. Perhatikan akhir ayat Q.S. Al-Baqarah : 183
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Mudah-mudahan kalian bertaqwa"
Ikhtiar kedua, Terus Tambah Keilmuan. Pelajaran shaum sebulan itu mendidiknya tentang kehidupan. Ia menjadi paham hikmah hikmat disyariatkannya shaum. Dorongan taqwa bahkan mendorong sebagian orang untuk itikaf selama 10 hari lamanya di masjid. Gemerlap dan nikmatnya dunia ia tinggalkan. Konsekuensinya ia menjadi semakin memahami agama dan kehidupan lewat tadarus quran dan qiyam ramadhan. Ia sampai pada titik bahwa agama ini benar-benar memudahkan hidupnya menuju surga. Perhatikan akhir ayat Q.S. Al-Baqaran ayat 184-nya:
إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Jika kalian mengetahui"
Ikhtiar Ketiga, seorang hamba dinyatakan lulus shaum ramadhan manakala ia mampu memunculkan kebiasaan yang mestinya selalu ada. Kemampuan itu ialah kebiasaan bersyukur. Salah satu hal fundamental yang akan terus membuat segalanya menjadi bernilai kebaikan ialah rasa kesyukuran. Jiwa dan pikiran yang bersih (taqwa) ditambah dengan mendapatkan ilmu penghayatan dan rasa keberagamaan, mampu menghantarkan seorang hamba untuk terbiasa bersyukur kepada Allah. Perhatikan lanjutan ayatnya di Q.S. Al-Baqarah ayat 185-nya:
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan, mudah-mudahan kalian mampu Bersyukur"
Terakhir, ikhtiar keempat ialah senantiasa istiqamah dalam irsyad (petunjuk dari Allah). Dalam Al-Quran kata petunjuk ada beberapa. Al-Quran pernah menyebut hidayah. Hidayah ialah informasi petunjuk yang masuk ke hati/pikiran untuk melakukan sebuah amal shaleh. Al-Quran juga pernah menyebut Taufiq. Taufiq ialah petunjuk yang membuat seseorang mampu mengaplikasikan atau mengimplementasikan amal shaleh tersebut. Terakhir, ada level yang lebih tinggi, petunjuk dengan sebutan irsyad.
Irsyad adalah petunjuk Allah yang tak hanya membuat seorang mengerjakan nilai nilai amal shaleh, namun terjaga keistiqamahannya (kontinuitasnya) untuk senantiasa menjalankan ketaatan dan penghambaan hanya pada Allah semata. Perhatikan ayat selanjutnya di Q.S. Al-Baqarah : 186
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Mudah-mudahan kalian yang mendapatkan Irsyad"
Untuk mendapatkan Irsyad dari Allah, maka seorang hamba mesti meyakini bahwa Allah itu teramat sangat dekat dengannya. Ia mesti senantiasa menunaikan kewajibannya kepada Allah dan meyakini sepenuhnya bahwa doa-doanya akan dikabulkan.
Allahu A'lam.
Semoga Allah memberikan pertolongan, berkah ilmu dan pahala yang besar kepada mereka yang ikhlas dalam mempelajari Al-Quran.
Oleh: Taufiq Ginanjar