Oleh: Dr. H. Haris Muslim Lc. MA. - Sekretaris Umum PP Persis.
Jika jujur merupakan pintu segala kebaikan, maka bohonga adalah gerbang segala kejelekan. Di dalam lanjutan hadis Abdullah bin Mas’ud yang kemarin kita baca, Rasulullah SAW bersabda :
... وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا» رواه مسلم : 105 (2607).
“…Dan jauhilah oleh kalian bohong, kareng bohong akan membawa kepada dosa (Fujur), dan dosa akan membawa kepada neraka, dan seseorang jika terus berbohong dan membiasakan bohong, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong” H.r. Muslim : 105 (2607).
Biasanya bohong itu dak satu kali, suatu kebohongan akan diikuti oleh kebohongan-kebohongan lainnya untuk menutupi kebohongan yang pertama. Itulah kenapa dia akan membawa kepada Al-Fujur yang merupakan kebalikan dari al-Birr, jika al-Birr merupakan satu nama yang mencakup seluruh nilai kebaikan, maka Al-Fujur adalah satu nama yang mencakup seluruh nilai kejelekan. Dan semuanya berawal dari bohong. Selain itu, biasanya kita begitu mudah dan sulit menghindari bohong. Di sinilah letak bahayanya.
Karenanya perlu pembiasaan, jika membiasakan diri untuk jujur dan terus berusaha jujur, maka akan menjadi tabi’at dan dicatat oleh Allah sebagai orang jujur (shiddiq) Tapi jika membiarkan bohong, dan menjadikannya sebuah kebiasaan, maka akan menjadi tabi’at dan dicatat oleh Allah sebagai pembohong (Kadzdzab).
Orang yang sudah biasa berbohong biasanya tidak akan dipercaya meskipun sekali-kali ia benar. Al-Kaddzabu ya yushaddaqu wa in shaduqa.
Bohong adalah kepalsuan, karena menutupi kebenaran sesungguhnya. Pantaslah kalau ia merupakan salah satu indikasi kemunafikan seseorang, sebab nifaq adalah kepalsuan besar, menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Indikasi awalnya adalah bohong.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ " رواه البخاري : 33، ومسلم :107
59).
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW beliau bersabda : “Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga : Jika berbicara suka dusta, jika berjanji suka ingkar, dan jika diberi amanat suka khianat” (H.r. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 107 (59).
Suka tidak terasa yah kalau berbohong ? memang berat, tapi mari kita usahakan membangun kepribadian kita di atas kejujuran, demikian juga membangun tatanan masyarakat dengan pribadi-pribadi yang jujur. Niscaya kebaikan demi kebaikan akan hadir.
Shaum yang sedang kita laksanakan sejatinya mengajarkan kita kebiasaan jujur dan menjauhi bohong.
Semoga bermanfaat.
Wassalam,
Akhukum