Oleh. Dr. H. Haris Muslim. Lc. MA. - Sekretaris Umum PP Persis.
Bebaik sangka atau Husnudz-dzan adalah sikap terpuji dan dianjurkan oleh agama. Berbaik sangka sesama manusia, dan berusaha untuk menjauhkan prasangka buruk (suudz-dzan) akan membawa kebaikan dalam interaksi sosial. Sebab, secara psikologis, ketika image kita kepada seseorang sudah negative maka biasanya respon dari orang yang bersangkutan pun akan negative juga, dan apapun yang dilakukan senantiasa akan dinilai buruk. Di sinilah bahaya suudz-dzan dan pentingnya husnudz-dzan. Karena setiap orang pasti mempunyai plus dan minusnya.
Jika itu dalam interaksi dengan sesama manusia, maka apalagi dalam sikap kita kepada Allah SWT. Pada prakteknya sering secara sadar atau tidak sadar, kita berprasangka buruk kepada Allah, terutama ketika tertimpa kesulitan atau musibah, ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Padahal Allah maha tahu apa yang terbaik buat kita, sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, demikian juga sesuatu yang buruk menurut kita, bisa jadi itu akan membawa kebaikan, hanya kita kurang sabar, sehingga merasa diteungteuinganan oleh Allah. Astagfirullah !
Maka pantas kalau berbaik sangka kepada Allah adalah sebaik-baiknya ibadah, sebagaimana sabda Nabi :
عن أبي هريرة رضي الله عنه ، أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «إن حسن الظن بالله تعالى من حسن العبادة» رواه والترمذي : 5/3604، والحاكم في المستدرك على الصحيحين : 7604
Dari Abu Hurairah RA, Rasululla SAW bersabda : “Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah adalah sebaik-baiknya ibadah” (H.r. Tirmidzi : 5/3604, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ‘ala as-Shahihain : no. 7604).
Dan perlu diingat, bahwa sikap Allah kepada kita, akan tergantung dari sikap kita kepadaNya, seberapa baik dan yakin kita kepada Allah maka itulah yang akan kita dapat.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم: «يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي» رواه البخاري : 7505، ومسلم : 2 (2675).
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Nabi SAW bersabda : “Allah SWT berfirman : Aku sesuai dengan sangkaan hambaKu” (H.r. Bukhari : 7505, Muslim : 2 (2675).
Dalam musnad Imam Ahmad ada tambahan :
«…إنْ ظن بي خيراً فله، وإن ظن شراً فله» مسند أحمد : 9076
“Jika hambaKu berbaik sangka kepadaKu maka baginya kebaikan, dan jika berburuk sangka kepadaKu, maka baginya sesuai sangkaannya” H.r Ahmad : 9076
Saking pentingnya berbaik sangka kepada Allah, sampai Nabi SAW mewasiatkan :
عن جابر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل موته بثلاثة أيام يقول: «لا يموتَنَّ أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله عز وجل» رواه مسلم : 81 (2877)
Dari Jabir RA ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW tiga hari sebelum beliau meninggal bersabda : “Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah Azza wa Jalla” H.r. Muslim 81 (2877).
Kenapa jangan mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah ?
Ini mengisyaratkan bahwa kita suka tidak sadar melakukan itu, dan ini pesan agar kita senantiasa berbaik sangka kepadaNya, sebab setiap kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput.
Semoga kita senantiasa bisa menjaga hati agar terus berbaik sangka kepadaNya, yakinlah bahwa Allah semua yang Allah takdirkan itulah yang terbaik buat kita.