Hidupkan Nuansa Ramadhan, BEM STAIPI Garut Gelar Santunan untuk Anak Yatim

oleh Reporter

07 Mei 2021 | 07:23

Garut - persis.or.id, BEM STAI PERSIS Garut kembali menggelar santunan untuk anak yatim dengan tajuk refleksi Ramadhan di tengah pandemi. Kegiatan santunan tersebut diiringi dengan Tausiyah Ramadhan, Kamis (07/5/2021).

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh berkah, rahmat, nikmat, dan ampunan dari Allah. Pada bulan Ramadhan, Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda kepada hamba-Nya. Seorang muslim sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dan amal shalih kepada Allah, baik ibadah wajib maupun sunnah. Walaupun merebaknya kasus covid-19 masih cukup tinggi, kita sebagai seorang muslim yang baik tentunya harus tetap bersemangat melaksanakan shaum ramadhan dengan tetap  menjaga protokoler kesehatan sebagai ikhtiar  terhindar dari covid-19.

Dalam rangka mengisi hari-hari di bulan yang pernuh berkah ini BEM STAI PERSIS Garut kabinet Askara Karsa mengadakan acara santunan bersama anak yatim dan ifthar jam’i  dengan tema “Refleksi Ramadhan di Tengah Pandemi, Solidaritas Masyarakat Menghidupkan Nuansa Ramadhan” dengan harapan, tidak hanya menjalin silahturahmi setiap komponen KEBMA STAIPI Garut namun juga memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan salah satu cara menyantuni anak yatim. Kegiatan dibuka oleh wakil ketua III Al-Ustadz Heri Thohari, M.Pd yang sangat mendukung penuh dan mengapresiasi kegiatan sosial ini.

Kegiatan santunan ini juga diisi dengan tausiyah oleh Usth. Fenti Inayati, M.Ag., beliau merupakan salah satu dosen  PGMI STAIPI Garut sekaligus pengurus aktif di PD PERSISTRI Garut. Adapun judul materi yang disampaikan adalah “Refleksi Ramadhan di tengah Pandemi”. Tausyiah diawali dengan pertanyaan langsung oleh beliau kepada peserta “Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW, melaksanakan shaum Ramadhan hanya 9 kali selama hidupnya, sudah berapa kalikah kita melaksanakan shaum Ramadhan?” pertanyaan ini dilanjut dengan jawaban langsung oleh beliau bahwa walaupun Rasulullah hanya melaksanakan shaum Ramadhan 9 kali selama hidupnya, Shaum ramadhan yang dilaksanakannya begitu bermakna.

Diantara Kebermaknaan Shaum Ramadhan yang ditunjukan  oleh Rasulullah di Setiap Ramadhan, Beliau, Melakukan tadarrus bersama malaikat Jibril dan menghatamkan wahyu Al-Quran yang sudah beliau terima, selanjutnya ustadzah fenti bertanya, Sejauh mana kita menjadikan Al-Quran sebagai menu wajib yang harus kita santap selama Ramadhan? Hal ini dapat menjadi wasilah semakin mendekatkan kita menjadi orang-orang yang bertaqwa dan sangat sesuai dengan tujuan shaum itu sendiri yaitu meraih derajat kehidupan yang penuh Taqwa (Q.S Al-Baqoroh (2) : 183 ), Selanjutnya beliau menyampaikan  Esensi taqwa yang menjadi target ibadah puasa adalah kehati-hatian, menjaga atau mawas diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat dan dosa, Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk pembentukan karakter taqwa.

Beliau menuturkan, Inilah saat yang tepat untuk merefleksikan hubungan kita dengan Allah. Inilah saat tepat kita untuk mengevaluasi perjalanan hidup kita. Dan Ramadhan merupakan bulan terbaik untuk menjalaninya. Kita sebagai muslim, setiap tahun ditempa untuk terus berikhtiar  meninggi nya derajat ketaatan. Terefleksi dalam kebajikan yang tidak hanya berdimensi vertikal, tetapi juga horizontal, Adapun refleksi yang beliau sampaikan adalah bahwa:

  1. Shaum dalam masa “Pandemi Covid-19 menjadikan kita kali ini mengajak kita mendekat kepada Allah melalui berbagai macam ibadah yang dilaksanakan.
  2. Shaum dalam masa “Pandemi Covid-19 menyadarkan  kita untuk mengingat kembali bahwa ada kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Shaum dalam masa “Pandemi Covid-19 hendaknya Meningkatnya solidaritas sosial di kalangan masyarakat.
  4. Pandemi Covid-19 menjadikan kita lebih memperhatikan kesehatan, kebersihan dan mensyukuri kebaikan yang ada dalam tubuh kita ini.
  5. Memperkuat ketahanan Keluarga

Ditengah wabah covid ini mari maksimalkan fungsi ke keluarga di rumah masing masing…dengan melakukan tarbiyyah ‘ailiyah…menjadi role model untuk keluarga kita dimulai dari hal hal kecil.

Mengingatkan kembali bahwa ternyata kita telah mengeksploitasi alam tanpa batas demi keinginan-keinginan yang tidak penting sementara lingkungan menjadi rusak.

Mengakhiri tausyiahnya “Saatnya kita kembali mencari jati diri kemanusiaan kita yang mungkin telah terlupakan karena kesibukan pekerjaan yang sedemikian menuntut atau karena hal-hal yang sesungguhnya tak penting seperti sibuk bermedia sosial yang kini menjadi keseharian kita, Di akhir ramadhan ini bisa kita renungkan apa yang sudah kita berikan untuk umat, bangsa dan negara. Karena hakekat manusia yang baik adalah manusia paling bermanfaat bagi orang lain “ Khoirunnas “anfauhum Linnas” pungkasnya.

Setelah tausyiah berakhir, panitia kegiatan melakukan penyerahan cinderamata kepada narasumber dan menutup kegiata tausyiah lalu melanjutkan kegiatan lainnya yaitu pemberian santunan kepada anak -anak yatim dan buka bersama dengan keluarga besar KEBMA STAIPI Persis Garut, yang  sudah menjadi agenda di setiap tahunnya. (*)

Reporter: Reporter Editor: admin