Bandung - persis.or.id, Bertujuan untuk melanjutkan cita dan harapan para pendiri untuk agama dan bangsa, Ikatan Alumni Pesantren Persatuan Islam (IKA-PPI) Pajagalan Bandung gelar pelantikan pengurus dan Musyawarah Kerja NasionaI I.
Kegiatan tersebut digelar tepat satu bulan dari penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) I IKA-PPI Pajagalan Bandung.
Bertempat di Savoy Homann Bidakara Hotel, Kota Bandung pada Sabtu (29/5/2021), Musykernas I mengambil tema 'Menegaskan Peran, Meluaskan Kiprah IKA-PPI Pajagalan Bandung untuk Agama dan Bangsa'.
Pada pelantikan tersebut, telah dilantik 50 alumni terbaik sebagai pengurus IKA-PPI Pajagalan Bandung yang akan berkiprah melalui 8 bidang serta 22 divisi. Hal ini merupakan bentuk ikhtiar memastikan soliditas bahkan kualitas alumni PPI Pajagalan Bandung agar berkesesuaian dengan cita dan kiprah para pendiri dan tokoh-tokoh pendahulu PERSIS.
Berkenaan dengan sejarah, PPI 1 ini merupakan cikal bakal dari lahirnya ratusan pesantren PERSIS se-Indonesia. Bahkan, Ketua Umum PERSIS saat ini yakni Ustaz Aceng Zakaria merupakan jebolan dari pesantren yang juga dikenal dengan nama Pesantren Pajagalan tersebut.
Selain itu, pesantren yang dirintis 1936 oleh A. Hassan ini juga merupakan pesantren pertama yang menerapkan bentuk klasikal. Bahkan PPI Pajagalan Bandung juga mengajarkan ilmu-ilmu alam (sekarang sains) serta ilmu pendidikan/keguruan (pedagogik).
"Konsep yang hari ini kita kenal diterapkan di berbagai pesantren modern, telah dilakukan oleh PPI Pajagalan Bandung jauh sebelum kemerdekaan," jelas Ketua Umum IKA-PPI Pajagalan Bandung, Deni Saeful Bukhari, S. Pd. I dalam rilis yang diterima persis.or.id.
Deni menjelaskan, PERSIS juga berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia. Sebab, para pendiri PPI Pajagalan Bandung kala itu meyakini bahwa ilmu adalah senjata yang dapat melawan penjajahan. Baik penjajahan budaya yang mereduksi ajaran-ajaran agama, terlebih lagi penjajahan bangsa yang merenggut hak asasi manusia untuk merdeka.
"Aspek ini yang seyogyanya mesti terus dipertahankan, baik oleh lembaga pendidikan maupun para lulusannya yang menghidmatkan diri melalui ilmu di tengah masyarakat,' kata dia.
Berdasarkan sejarah penting dan kiprah yang luas tersebut, kata dia, peran ikatan alumni menjadi begitu sentral guna menjaga cita dan melanjutkan perjuangan para pendiri PPI Pajagalan Bandung.
Deni menambahkan, hadirnya IKA-PPI Pajagalan Bandung bukan suatu keterlambatan, namun merupakan sebuah bentuk penegasan.
"Karena jika ditanyakan apakah kontribusi alumni PPI Pajagalan Bandung untuk bangsa, cukuplah untuk melihat ratusan Pesantren PERSIS yang berdiri hari ini serta ratusan ribu lulusannya yang berdaya bagi umat dan masyarakat," terangnya.
Sampai hari ini, dalam data internal terdapat 51 angkatan (dari tahun 1969) yang masih eksis dengan ragam profesi dan potensi. "Ini adalah modal yang begitu besar dalam upaya transformasi alumni menjadi ikatan alumni PPI Pajagalan Bandung," tutupnya. (/FAR)