Ini Harapan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Pasca Muktamar XVI PERSIS

oleh Reporter

12 Oktober 2022 | 02:05

(Naufal Syauqi Fauzani, Lc., Ketua PCI PERSIS Mesir 2019–2021; Anton Shulthoni, Lc., Sekretaris PCI PERSIS Sudan; dan Sayyid Muhammad Ramdhan, Lc., Ketua PCI Persis Arab Saudi 2018-2019)

 

Bandung - persis.or.id - Meski sudah berlalu, pelaksanaan Muktamar XVI PERSIS masih dan akan senantiasa menghadirkan semangat dinamika dan dialektika dalam berjamiyyah.

Semangat yang luar biasa ini adalah bentuk respons dan tanggung jawab untuk menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik, buktinya banyak sekali gagasan dan ide segar yang kelak akan ada dalam setiap helaan nafas jamiyyah Persatuan Islam.

Senada dengan spirit Muktamar XVI PERSIS, Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) yang berkedudukan di beberapa negara di luar negeri mengutus utusan terbaiknya untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Muktamar XVI PERSIS, yang diadakan di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung pada 23–26 September 2022.

Dalam pelaksanaanya, PCI PERSIS Mesir, Sudan, dan Arab Saudi berkesempatan mengikuti gelaran Muktamar sejak pembukaan hingga selesai.

Membawa misi dan tugas yang besar dari negara masing-masing, ketiga PCI diwakili oleh Naufal Syauqi Fauzani, Lc. (Ketua PCI PERSIS Mesir 2019–2021), Anton Shulthoni, Lc. (Sekretaris  PCI PERSIS Sudan), dan Sayyid Muhammad Ramdhan, Lc. (Ketua PCI PERSIS Arab Saudi 2018-2019).

Tidak lupa kehadiran Resa Amelia Utami, Lc. memberikan warna baru sebagai satu-satunya Cabang Istimewa dari Persatuan Islam Istri (PERSISTRI) yang baru genap setahun ditetapkan berdiri di Mesir.

(Resa Amelia Utami, Lc., Ketua PCI PERSISTRI Mesir dan Naufal Syauqi Fauzani, Lc., Ketua PCI PERSIS Mesir 2019–2022)

 

Meskipun berasal dari negara yang berbeda, semangat menghadirkan pembaharuan membuat semua PCI kompak menyuarakan beberapa poin penting, di antaranya: laporan mengenai pembinaan dan kaderisasi jamiyyah PERSIS di luar negeri yang semakin tahun mengalami peningkatan, dan sangat perlu bimbingan serta pengawasan langsung oleh Bidgar Jamiyyah PP PERSIS.

Khusus untuk Mesir, Saudara Naufal menambahkan terkait program penyetaraan ijazah antara Pesantren PERSIS dan Universitas Al-Azhar yang perlu segera diperbaharui kembali, mengingat regulasi baru serta optimalisasi peluang santri PERSIS yang ingin melanjutkan studinya ke Negeri Para Nabi.

Kemudian yang tak kalah penting, sebagaimana sudah dibahas sejak setahun kebelakangan terkait dukungan sinergi dan kolaborasi program antara PCI dan PP PERSIS, semisal peningkatan di bidang penerjemahan dan pengadaaan program pelatihan dai yang diadvokasi oleh Lembaga Internasional, seperti Al-Azhar dsb.

“Perlu diketahui bersama bahwa jumlah santri PERSIS yang menuntut ilmu di beberapa negara di luar negeri jumlahnya sudah ratusan. Jumlah yang banyak tersebut tentunya menjadi anugerah sekaligus tantangan tersendiri bagi jam’iyyah. Bimbingan dan pengawasan sangat diperlukan guna menghadirkan kader yang berkualitas, supaya senantiasa menjaga ruh dan fitrah jam’iyyah PERSIS," ucap Naufal, lulusan Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Azhar Cairo. 

Untuk mengaktualisasikan visi tersebut, secara kompak seluruh utusan PCI meminta perubahan ayat pada QA/QD PERSIS yang mengharuskan masa jihad selama 2 tahun menjadi 1 tahun saja, supaya roda regenerasi dan kaderisasi dapat merata. Kemudian menyoal status keanggotaan anggota PCI sepulang dari perantauan nantinya akan disesuaikan dengan jenjang umur. Sehingga, proses mutasi anggota dapat berjalan dengan baik.

[]

(AIM/dh)

 

Reporter: Reporter Editor: admin