Bandung, persis.or.id - Tema Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) 5 PP Pemuda Persatuan Islam (PERSIS), yakni "Manhaj Kepemimpinan Dakwah: Istiqamah dalam Perjuangan, Taawun dalam Pergerakan".
Ini menjadi penegasan kembali terhadap nilai-nilai dasar yang harus menjiwai setiap kader dalam berorganisasi dan berdakwah.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di 25-26 Oktober 2025 di PPI 259 Al-Firdaus Pangalengan dan Villa Lemon, Kabupaten Bandung ini ditekankan bahwa istiqamah dan ta'awun bukan sekadar slogan, melainkan ruh pergerakan yang telah menjadi identitas Pemuda PERSIS sejak awal berdirinya.
Dalam konteks persiapan Muktamar XIV dan tantangan dakwah kontemporer, kedua nilai ini ditegaskan kembali sebagai manhaj kepemimpinan yang harus dipraktikkan oleh seluruh jajaran pengurus, dari tingkat pusat hingga cabang.
Istiqamah dalam konteks kepemimpinan dakwah Pemuda PERSIS bermakna konsistensi dalam memegang prinsip-prinsip Qur'an dan Sunnah, keteguhan dalam menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal organisasi, serta komitmen untuk terus berjuang tanpa mengenal lelah.
Sementara ta’awun menekankan pentingnya kolaborasi, saling membantu, dan kerja sama lintas level kepengurusan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.
Kombinasi keduanya menciptakan kekuatan sinergis yang mampu menggerakkan Pemuda PERSIS menuju transformasi organisasi yang lebih kokoh dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Steering Committee Muskernas 5, Cepi Hamdan Rafiq, menjelaskan filosofi tema tersebut dengan menyatakan bahwa istiqamah dan ta’awun adalah dua pilar utama yang tidak bisa dipisahkan dalam manhaj kepemimpinan dakwah Pemuda PERSIS.
“Istiqamah tanpa ta'awun akan melahirkan individualisme dan kekakuan, sementara taawun tanpa istiqamah akan kehilangan arah dan prinsip. Keduanya harus berjalan beriringan agar Pemuda PERSIS tetap kokoh dalam prinsip namun fleksibel dalam metode, teguh dalam aqidah namun terbuka dalam berkolaborasi," paparnya.
Cepi menegaskan bahwa tema ini sengaja dipilih untuk menjawab tantangan organisasi saat ini yang membutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga mampu membangun sinergi dan kolaborasi yang produktif.
Ketua Steering Committee, Ridwan Rustandi menambahkan perspektif implementatif dari tema Muskernas dengan menyatakan bahwa spirit istiqamah harus tercermin dalam konsistensi menjalankan program-program dakwah, tidak mudah goyah oleh tantangan dan kritik, serta selalu kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai panduan.
“Sementara spirit ta’awun harus diwujudkan dalam budaya kerja kolaboratif, komunikasi terbuka antarjenjang kepengurusan, dan kesediaan untuk saling mendukung demi kemajuan bersama. Inilah yang akan membawa Pemuda PERSIS melewati fase kritis menuju Muktamar XIV dengan lebih solid dan matang," tandasnya.
Ridwan juga menekankan bahwa tema ini bukan hanya untuk konsumsi internal, tetapi harus menjadi cerminan nyata dalam setiap gerak langkah organisasi.
Di sisi lain, Ketua Organizing Committee Muskernas 5, Egie Ginanjar, menggarisbawahi pentingnya internalisasi nilai istiqamah dan ta’awun dalam seluruh rangkaian kegiatan menjelang Muktamar.
Ia mengatakan bahwa PP Pemuda PERSIS telah merancang seluruh program suksesi Muktamar—mulai dari Pemutakhiran Data, Tadarus Qiyadi, hingga Taawun Muktamar—dengan semangat istiqamah dan ta'awun sebagai fondasinya.
“Setiap kader harus merasakan bahwa mereka adalah bagian penting dari perjuangan kolektif ini, dan bahwa kesuksesan Muktamar XIV adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan keteguhan prinsip dan kekompakan bergerak," ungkapnya.
Egie optimis bahwa dengan menghidupkan kembali spirit istiqamah dan ta’awun, Pemuda PERSIS akan mampu menghadapi berbagai tantangan dakwah di era digital dan melahirkan generasi kepemimpinan yang lebih berkualitas dan berintegritas.
[]
BACA JUGA: Gelar Muskernas IV, PP Pemuda PERSIS Luncurkan Survei Kepuasan Kinerja Berjam’iyyah