Garut – persis.or.id, STAI Persis Garut melalui LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) meluncurkan buku yang berjudul "KH Aceng Zakaria Ulama Persatuan Islam", Kamis (01/04/2021).
Peluncuran dan penulisan buku ini dikepalai serta dimotori oleh dosen di STAI Persis Garut yakni ustadz Pepen Irfan Fauzan, M.Hum dkk. Buku ini berisi mengenai biografi salah satu ulama Persis, kiprahnya dalam bidang keilmuan, dan pengabdiannya kepada masyarakat, yakni Ustadz Aceng Zakaria.
Untuk acara peluncuran buku ini STAI Persis menghadirkan berbagai nara sumber nasional. Hal ini guna memberikan pandangan serta pembandingan terhadap buku ini. Mengingat banyak pembicara yang terlibat maka peluncuran buku ini dilaksanakan dengan dua cara, yakni melalui tatap muka dan juga melalui media online. Di mana tatap muka dilaksanakan pada hari ini, sedangkan untuk yang online akan dilaksanakan pada tanggal 4 April 2021. Begitu yang diungkapkan oleh pembawa acara yakni Dr. Yusup Tajri.
Peluncuran buku ini dihadiri oleh berbagai elemen, terutama dari bagian otonom Persis. Anggota dan Pengurus Persis, Persistri, Pemuda Persis, Pemudi Persis serta para mahasiswa Persis hadir. Di samping itu, pada pembukaan acara ini dihadiri pula dari pihak pemerintah daerah Garut sebagai sambutan dan juga pembuka acara ini.
Semarak didalam acara ini menimbulkan banyak apresiasi yang ditujukan kepada Ustadz Aceng Zakaria selaku ulama Persatuan Islam yang berprestasi. Dr. Maman Sumpena sebagai pembicara mengungkapkan, "Semoga ke depannya Persis dapat melahirkan kembali para ulama-ulama yang pakar dalam ilmu agama, serta mahir dalam mengolah penanya, sehingga menjadikannya sebuah karya yang monumental sebagaimana yang KH Aceng Zakaria lakukan untuk mengabadikan ilmu bagi generasi setelahnya."
KH Cecep sebagai pembicara menyoroti kepemimpinan A. Zakaria. Persis sekarang dinahkodai oleh KH Aceng Zakaria mencerminkan sebagai pemersatu ummat Islam. Hal ini tidak lain disebabkan kapasitas beliau yang sangat mumpuni dalam keulamaannya. “Saya yakin KH. A. Zakaria dengan segudang karya ini mendapatkan ilmu ladunni dari Allah subhanahu wa Ta’ala. Bila tadi pa Asda 1 kabupaten Garut menyebut beliau dengan profesor maka dalam hati saya dinyatakan melebihi profesor. Beliau ini Syaikh al-Masyayikh, gurunya para profesor,” jelas kiyai Cecep.
Pembedah ketiga adalah Dr. Jajang A. Rohmana. Dosen UIN Bandung ini menyoroti geneologi keilmuan ustadz Aceng. Prial kelahiran Wanaraja ini dalam pandangan Dr. Jajang mempunyai sanad secara keilmuan dan nasab. Terah kiyai ustadz Aceng dapatkan dari ayahnya ajengan Kurhi. Ajengan tersebut merupakan putra dari mama ajengan Siddiq yang terkenal sebagai Mama Sukarasa. Sambil belajar dari sang ayahanda maka ustadz Aceng pun belajar dari ajengan Payumi pamannya. “Kehadiran ustadz Aceng di Persatuan Islam ialah seperti ustadz Abdurrahman gurunya. Matang di pesantren tradisional kemudian berkiprah dengan gemilang di pesantren dan organisasi barunya,” jelas Dr. Jajang.
Dari launching buku otobiografi KH Aceng Zakaria ini diharapkan generasi penerus Persis dapat meniru jejak langkah para pendahulunya. Apakah dalam memperdalam, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu baik dalam tulisan maupun lisan. Supaya genealogi keilmuan di Persis ini tetap terjaga dan dapat dilestarikan dengan adanya karya-karya ulama Persis yang berkualitas. (/Rimufa, jurnalis UKM Aksara)