Takut.

oleh Reporter

09 Mei 2020 | 11:38

Oleh: Dr. H. Haris Muslim. Lc. MA - Sekretaris Umum PP Persis.
Rasa takut adalah sesuatu yang sering terjadi pada diri manusia. Ketika mendengar kata “Takut” mungkin konotasi kita negative. Akan tetapi sesungguhnya Takut adalah sebuah kekuatan yang luar biasa. Karena takut, manusia jadi hati-hati, berusaha mengerjakan hal-hal yang bisa menghindarkan dirinya dari apa yang ditakuti. Takut hujan, bawa payung. Takut celaka, hati-hati. Takut tidak makan, bekerja dengan giat mencari rezeki. Takut kehilangan sesuatu, ia jaga dan pelihara, demikian seterusnya. 
Sejatinya demikianlah rasa takut kepada Allah, ia lah yang memotivasi manusia untuk ta’at kepadaNya, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Kalau sudah hilang rasa takut kepada Allah, maka manusia akan melakukan apa saja, dan perbuatannya tidak akan terkontrol dan tidak ada yang mengendalikan. 
Karenanya, banyak sekali firman-firman Allah yang “menakut-nakuti” seperti “Innallaha Syadidul ‘iqab” (Sesungguhnya Allah maha berat siksaanNya) dan lain sebagainya. Agar rasa takut itu memotivasi manusia untuk berbuat baik dan menghindari sesuatu yang membawa kepada murka Allah. Dan hanya kepada Allah lah orang Mukmin takut : 

﴿ وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ ﴾ الرحمن: 46. 
”Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga” (QS Ar-Rahman : 46)
Imam Hasan Basri mengatakan : “Amalkanlah ketaatan kepada Allah, bersungguh-sungguhlah padanya, dan takutlah amal kalian tidak diterima. Sesungguhnya orang mukmin menggabungkan antara kebaikan dan rasa takut, sedangkan orang munafiq menggabungkan perbuatan jelek dan rasa aman”. (Diriwayatkan At-Thabari dalam Tafsirnya : 17/68). 

Ibnu Taimiyah mengatakan : “Rasa takut yang terpuji adalah yang menghalangimu dari yang diharamkan Allah” (Madarij as-Salikin : 1/551). Adapun jika ketakutan berlebih sehingga membawa pada keputus asaan dan membuat malas, maka itu adalah ketakutan yang tercela. Allah berfirman 

وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ (الحجر : 56)
"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat." (QS Al-Hijr : 56)
Takut dalam bahasa Al-Qur’an kadang disebut dengan khauf kadang disebut dengan khasyyah. Bedanya, Khauf lebih umum, berarti takut yang disertai ilmu ataupun tidak, sedangkan Khasyyah adalah untuk takut yang disertai dengan ilmu. 
Dan takut kepada Allah adalah takut yang disertai ilmu, semakin ilmu bertambah, sejatinya semakin takut kepada Allah SWT. 

{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ} [فاطر: 28]
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Fathir : 28). 
Yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini adalah mereka yang mempunyai ilmu (mengetahui) kebesaran Allah SWT. 
Dan sebaliknya, jika ilmu seseorang semakin bertambah tapi tidak menjadikannya semakin takut kepada Allah, maka akan bertambahlah kesesatannya. 
Orang yang bertaqwa adalah mereka yang takut kepada Allah SWT. Semoga kita bisa meraihnya di bulan yang suci ini. 

Wassalam, 
Akhukum
~ HM ~

Reporter: Reporter Editor: admin