Mekah, persis.or.id - Hari kedua pelaksanaan Umroh Sakinah bersama Karya Imtaq kembali menghadirkan kisah penuh inspirasi. Siapa sangka, kekuatan utama jamaah kali ini justru ada di tangan para wanita. Tepatnya, para emak-emak yang luar biasa tangguh dan penuh semangat.
Dari total 40 jamaah yang berangkat, tercatat hanya 14 orang laki-laki. Sisanya, 26 adalah para ibu—mayoritas berusia di atas 50 tahun, bahkan beberapa telah melampaui usia 70. Namun usia bukanlah penghalang. Justru dari mereka terpancar energi dan tekad kuat yang menular kepada seluruh jamaah.
Wakil Sekretaris Umum PP Persis, Ir. H. Muhammad Faisal Nursyamsi, MM yang turut mendampingi perjalanan ini mengungkapkan kekagumannya.
“Subhanallah, inilah the power of emak-emak yang sesungguhnya. Mereka tidak hanya menjaga semangat pribadi, tapi juga menjadi penyemangat bagi jamaah lain, termasuk yang muda-muda,” tuturnya.
Salah satu momen mengharukan terjadi saat seorang jamaah lansia yang awalnya memesan kursi roda, secara tegas mengatakan, “Ustaz, in syaa Allah saya tidak perlu kursi roda.” Sebuah pernyataan yang menunjukkan tekad untuk menyelesaikan ibadah secara mandiri. Hanya satu jamaah berusia 76 tahun yang tetap menggunakan kursi roda dengan penuh semangat dan senyum ketegaran.
Rombongan berangkat dari Hotel Anjum menuju Masjidil Haram tepat pukul 08.00 pagi, membawa semangat yang oleh Faisal diibaratkan seperti “Semangat Perang Badar”. Tidak ada keluhan, tidak ada rasa lelah yang tampak. Bahkan saat thawaf dan sa’i, wajah-wajah para ibu tetap terlihat cerah dan mantap melangkah.
Menjelang pukul 10.30 pagi, pelaksanaan ibadah umrah dinyatakan tuntas. Tangis haru dan tawa bahagia bercampur menjadi satu saat mereka saling berpelukan di area Mas’a, mensyukuri bahwa seluruh rangkaian ibadah telah selesai tanpa hambatan, tanpa ada yang tertinggal.
“Ini bukan sekadar perjalanan ibadah,” ujar Faisal. “Ini adalah pelajaran hidup tentang keteguhan, keberanian, dan cinta kepada Allah yang ditunjukkan oleh para ibu. Mereka adalah teladan kekuatan hati dan fisik, yang kadang kita remehkan karena usia.”
Hari itu, Karya Imtaq tidak hanya mencatat keberhasilan pelaksanaan umrah secara teknis, tapi juga mencatat sejarah kecil tentang makna besar dari kekuatan wanita—kekuatan para ibu yang lahir dari cinta dan ketulusan dalam beribadah.
The Power of Emak-Emak menjadi bukti bahwa tekad dan keikhlasan bisa mengalahkan segala keterbatasan. []
BACA JUGA:Di Balik Nama Karya Imtaq